Rabu, 26 Juni 2013

40CARA MENGHADAPI MASALAH

Segala puji hanya untuk Allah, Rabb semesta alam.
Shalawat serta salam kita haturkan kepada Nabi kita Muhammad
Shalallahu 'alaihi wa sallam, kepada keluarga serta seluruh sahabatnya
beliau. Amma ba'du: Dalam kehidupan ini ada begitu banyak panah
musibah yang begitu cepat menembus relung kehidupan kita, di tambah
lagi dengan tombak bencana yang menancap kuat bersama lemparan
waktu, tapi harus di sadari bahwa sesungguhnya kita sekarang sedang
hidup pada sebuah negeri kehidupan yang penuh dengan cobaan dan
ujian, negeri yang di dalamnya penuh dengan kepayahan dan kesedihan,
serta resah dan kegelisahan, semua menghampiri kita. Tatkala kita sedang
kehilangan orang yang kita cintai semua datang menusuk hati, atau
ketika kita kehilangan harta benda, begitu pula manakala kita mendapat
perlakuan yang buruk dari orang lain, ketika berpisah dengan saudara
yang kita sayangi demikian pula ketika kita kehilangan anggota keluarga
dari salah seorang anak kita, semua datang silih berganti, begitu juga
dalam perkara-perkara menyedihkan yang lainnya. Musibah yang
menimpa seorang hamba tidak lepas dari empat perkara, yang pertama
kemungkinan musibah itu langsung mengenai dirinya sendiri, kedua: di
dalam hartanya, ketiga: pada kehormatanya, keempat: pada anggota
keluarganya atau orang-orang yang di cintainya. Sedangkan manusia
pada umumnya, semua bisa mendapat musibah yang semacam ini, tidak
pandang bulu, apakah dia seorang muslim atau kafir, orang yang baik
atau fajir semua mendapat giliranya, sebagaimana bisa kita saksikan di
tengah-tengah masyarakat kita. Melihat begitu cepat datangnya masalah
tersebut (dari bencana, musibah, kesedihan dll) di tambah lagi
ketidaksiapan seseorang untuk menghadapi datangnya musibah yang
begitu cepat, maka saya membuat kaidah-kaidah pokok (dalam tulisan
ini) sebagai benteng supaya mampu menghadapi datangnya musibah.
Tulisan yang saya susun ini semuanya berkisar pada keadaan umumnya
kebanyakan manusia, dan setiap keadaan harus di sesuaikan dalam cara
penanganannya. Seraya memohon mudah-mudahan Allah memberi saya
taufik dan bimbinganNya. Pembukaan Di dalam dunia ini, semua orang
pasti ingin mencari yang namanya kebahagian dengan berusaha untuk bisa
memperolehnya, sama saja apakah dia seorang muslim atau kafir, orang
yang baik atau pun yang fajir. Allah Subhanahu wa ta'ala berkata
menjelaskan kepada kita tentang keadaan orang-orang kafir di dalam
pencarianya mereka tentang kebahagian, Allah berfirman: ﻝﺎﻗ ﻪﻠﻟﺍ ﻰﻟﺎﻌﺗ :
 ْﺍﻮُﻟﺎَﻗَﻭ ْﺍﻮُﻧﻮُﻛ ﺍًﺩﻮُﻫ ۡﻭَﺃ ٰﻯَﺮَٰﺼَﻧ ْۗﺍﻭُﺪَﺘۡﻬَﺗ ۡﻞَﺑ ۡﻞُﻗ ۖﺎٗﻔﻴِﻨَﺣ َﻢِۧﻫَٰﺮۡﺑِﺇ َﺔَّﻠِﻣ ﺎَﻣَﻭ َﻦِﻣ َﻥﺎَﻛ
َﻦﻴِﻛِﺮۡﺸُﻤۡﻟﭐ ١٣٥  ( ﺓﺭﻮﺳ : ﺓﺮﻘﺒﻟﺍ 135 ) "Dan mereka berkata: "Hendaklah
kamu menjadi penganut agama Yahudi atau Nasrani, niscaya kamu
mendapat petunjuk". Katakanlah : "Tidak, melainkan (kami mengikuti)
agama Ibrahim yang lurus. dan bukanlah Dia (Ibrahim) dari golongan
orang musyrik". QS al-Baqarah: 135. Karena orang kafir menyangka bahwa
orang yang mengikuti agama Yahudi atau Nasrani akan mendapat
petunjuk dan memperoleh kebahagiaan. Bahkan yang lebih menakjubkan
lagi hewan pun sebenarnya sering mencari yang namanya kebahagian,(itu
bisa kita buktikan) jika dirinya terkena sinar matahari dan tidak tahan
akan sengatannya maka dia akan segera pergi ke sungai lalu nyebur ke
dalam air untuk berendam di dalamnya supaya tidak kepanasan, ada lagi
yang meninggalkan tempat atau rumahnya berjalan untuk mencari pohon
yang baru atau tembok yang kira-kira bisa untuk berlindung di bawahnya,
semua itu dia lakukan dalam rangka ingin memperoleh kebahagian.
Adapun keadaan manusia dalam kehidupan ini, sebagaimana yang Allah
Ta'ala sifati seperti dalam firmanNya: ﻝﺎﻗ ﻪﻠﻟﺍ ﻰﻟﺎﻌﺗ :  ﺎَﻨۡﻘَﻠَﺧ ۡﺪَﻘَﻟ
َﻦَٰﺴﻧِﺈۡﻟﭐ ٤ ٍﺪَﺒَﻛ ﻲِﻓ  ( ﺓﺭﻮﺳ : ﺪﻠﺒﻟﺍ 4 ) "Sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia berada dalam susah payah". QS al-Balad: 4. Imam
Ibnu Katsir mengatakan tentang ayat di atas: "Mereka berada dalam
kepayahan, dalam masalah perkara dunia, dan dalam perkara akhirat.
Dalam sebuah riwayat di katakan mereka berada dalam keadaan susah
payah yang sangat karena sempitnya ruang kehidupan di dunia dan
beratnya beban yang dipikul ketika di akhirat". Maka manakala sebuah
musibah turun menimpa, membikin suasana menjadi gelap gulita, dunia
menjadi terasa sempit, maka dalam menangani problematikanya
terkadang di butuhkan waktu yang lama serta usaha yang sungguh-
sungguh bahkan bisa membutuhkan bantuan dari orang yang di percayai.
Dan insya Allah akan saya sebutkan (dalam buku ini) sebagian hal positif
yang bisa membantu mengatasi problem dan meminimalisir terjadinya
problem tersebut, bahkan kemungkinan untuk bisa mencegah awal mula
munculnya. Namun jangan langsung beranggapan bahwa siapa saja yang
membaca cara pemecahan problem ini langsung mendapati dirinya bisa
keluar dengan sempurna dari problematika kehidupan atau langsung
hilang problematikanya dalam sekejap, tapi keadaanya bisa kita
gambarkan seperti sebuah bangunan yang tinggi, terkadang bergoyang
terkena angina kencang atau jatuh bagian bangunanya, maka yang perlu
di pahami bahwa di sini kita sedang mencoba bersama untuk memperbaiki
bangunan tersebut dan mengeluarkan sesuatu yang memang tidak di
butuhkan lagi, dengan mempertahankan yang tersisa untuk tetap selamat
kemudian mencoba membangun kembali, demikian seterusnya…dan
membangun tidak seperti orang yang sedang merobohkan oleh karena itu
dibutuhkan usaha yang maksimal dan kesabaran serta semangat yang
panjang sampai bisa menyelesaikan problem yang di milikinya dengan izin
Allah Azza wa jalla. Pertama Mengucapkan kalimat istirjaa ketika
mendapat musibah Jika seseorang di timpa musibah, maka pertama kali
yang harus dilakukan untuk bisa mengobatinya yaitu kembali kepada
Allah Ta'ala dengan mengucapkan: ﻝﺎﻗ ﻪﻠﻟﺍ :ﻰﻟﺎﻌﺗ } ِﻪَّﻠِﻟ ﺎَّﻧِﺇ ٓﺎَّﻧِﺇَﻭ ِﻪۡﻴَﻟِﺇ
َﻥﻮُﻌِﺟَٰﺭ { ﺓﺭﻮﺳ ) ﺓﺮﻘﺒﻟﺍ 156 : ) "Sesungguhnya Kami adalah milik Allah dan
kepada-Nya-lah Kami kembali". QS al-Baqarah: 156. Dan kalimat istirjaa
ini termasuk bagian dari adab Nabawi yang agung, karena kalimat tersebut
akan membuat hati menjadi tenang dan tentram. Sebagaimana telah di
riwayatkan oleh Imam Muslim dalam shahihnya dari haditsnya Umu
Salamah semoga Allah meridhoinya, dia mengatakan: "saya mendengar
Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: ﻝﺎﻗ ﻪﻠﻟﺍ ﻝﻮﺳﺭ ﻰﻠﺻ
ﻪﻠﻟﺍ ﻪﻴﻠﻋ :ﻢﻠﺳﻭ ﻦﻣ ﺎﻣ)) ﻢﻠﺴﻣ ﻪﺒﻴﺼﺗ ،ﺔﺒﻴﺼﻣ ﻝﻮﻘﻴﻓ ﺎﻣ ﻪﻠﻟﺍ ﺮﻣﺃ : ِﻪﻠِﻟ ﺎَّﻧِﺇ
ﺎَّﻧِﺇَﻭ َﻥﻮُﻌِﺟﺍَﺭ ِﻪْﻴَﻟِﺇ  ﻢﻬﻠﻟﺍ ﻲﻧﺮﺟﺃ ﻲﻓ ﻒﻠﺧﺃﻭ ﻲﺘﺒﻴﺼﻣ ﻲﻟ ﺍﺮﻴﺧ ﺎﻬﻨﻣ ﻒﻠﺧﺃ ﻻﺇ
ﻪﻠﻟﺍ ﻪﻟ ﺍﺮﻴﺧ (("...ﺎﻬﻨﻣ ﻩﺍﻭﺭ) ﻮﺑﺃ ﻲﻨﻄﻗﺭﺍﺪﻟﺍﻭ ﺩﻭﺍﺩ ﻩﺮﻴﻏﻭ ) "Tidaklah
seorang muslim terkena musibah, kemudian mengucapkan kalimat yang
telah di perintahkan oleh Allah Ta'ala dalam (kitabNya) yaitu
mengucapkan "inaa lillahi wa inaa ilahi roji'un", Ya Allah berilah pahala
pada musibah yang menimpaku, dan berilah ganti darinya yang lebih baik,
melainkan Allah pasti akan menggantinya yang lebih baik darinya". HR
Muslim. Perhatikan bagaimana Ummu Salamah semoga Allah meridhoinya
benar-benar melaksanakan wasiat Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam
tersebut dengan mengucapkan istirjaa tatkala di tinggal mati oleh
suaminya Abu Salamah, maka kemudian Allah Azza wa jalla menggantinya
dalam musibah tersebut dengan yang lebih baik, dengan mendapatkan
kemulian diperistri oleh Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam. Namun
perlu di ingat terkadang ganti tersebut Allah Ta'ala berikan ketika di
dunia, atau di ambil nanti ketika di akhirat, atau juga mendapat di
kedua negeri tersebut, di dunia dan diakhirat. Kedua Perlahan dan tidak
tergesa-gesa Kebanyakan masalah biasanya terjadi dalam ruang lingkup
anggota keluarga atau antara pasangan suami istri, atau bisa juga
terjadi antar sesama teman dan saudara. Oleh karenanya jika terjadi
masalah, maka bagian terbesar yang bisa membantu untuk memecahkanya
adalah sikap pelan-pelan tidak terburu-buru sambil berpikir tentang
masalah yang sebenarnya dan tidak tergesa-gesa di dalam mengambil
keputusan. Dan keputusan tetap berada di tanganmu, jika kamu
mempunyai pemikiran untuk hari ini maka itu merupakan pemikiran untuk
hari esok juga, tidak ada yang membuat dirimu merasa di rugikan dengan
lambatnya kamu di dalam mengambil keputusan, bahkan dengan sebab itu
pikiranmu bisa berubah untuk mendapat keputusan yang terbaik, begitu
seterusnya. Terlebih dengan diiringi hati yang tenang, kemarahan telah
sirna dan kegalutan pun telah pergi, maka itu bisa lebih banyak
membantu untuk menemukan solusi yang tepat. Dan Nabi Shalallahu
'alaihi wa sallam pernah berkata kepada Aisyah di dalam sabdanya: ﻝﺎﻗ
ﻪﻠﻟﺍ ﻝﻮﺳﺭ ﻪﻠﻟﺍ ﻰﻠﺻ ﻪﻴﻠﻋ :ﻢﻠﺳﻭ ﻚﻴﻠﻋ)) ﻖﻓﺮﻟﺎﺑ ﻙﺎﻳﺇﻭ ﻒﻨﻌﻟﺍﻭ ،ﺶﺤﻔﻟﺍﻭ
ﻥﺈﻓ ﻖﻓﺮﻟﺍ ﻻ ﻥﻮﻜﻳ ﻲﻓ ﺀﻲﺷ ﻻﺇ ﻻﻭ ،ﻪﻧﺍﺯ ﻉﺰﻨﻳ ﻦﻣ ﺀﻲﺷ ﻻﺇ (("ﻪﻧﺎﺷ ﻩﺍﻭﺭ)
ﻢﻠﺴﻣ) "Berbuatlah dengan lembut lembut dan jauhi olehmu permusuhan
dan perbuatan keji, sesungguhnya tidaklah lemah lembut itu di letakan
pada suatu perkara melainkan ia pasti akan menghiasinya, dan tidaklah
di cabut lemah lembut tersebut dari suatu perkara melainkan akan
menjadikan jelek". HR Muslim. Anjuran ini pada asalnya di tujukan pada
ibunda kita Aisyah, namun setelahnya langsung mengarah kepada seluruh
orang-orang yang beriman. Kita tidak pernah mendengar bahwa sifat
mudah marah dan mudah terpancing emosi itu bisa mendatangkan
kebaikan (di manapun tempatnya), kalau sekiranya saya ceritakan hasil
dari penelitian pada orang-orang yang mudah marah maka kalian pasti
akan heran di sebabkan banyaknya akibat buruk dari sikap ini, seperti,
akan menjadikan anak satu sama lain saling berkelompok karena takut
dengan bapaknya yang garang, terhempasnya keluarga, dan menjadikan
penjara penuh untuk menampung tahanan…semua itu di sebabkan
kemarahan yang terkadang sifatnya hanya sebentar. Betapa indahnya
kalau mau berpikir terlebih dahulu sebelum berbuat sambil di hiasi dengan
kelemahlembutan dan sikap bijak dalam bertindak. Ketiga Sabar Tidaklah
kedua telingamu mendengar kalimat musibah melainkan pada telinga
satunya harus ada kalimat sabar, kalau seandainya hal itu tidak kamu
lakukan maka masalah atau problem tersebut akan menjadi semakin
membesar, yang pada nantinya membuat patah semangat dan berujung
enggan untuk menyelesaikanya. Namun Allah Azza wa jalla Maha
Penyayang dalam hal ini kepada para hambaNya, dimana Dia telah
menundukan bagi mereka cara jitu untuk mengatasi masalah yaitu
dengan kesabaran. Dalam agama, sabar mempunyai kedudukan yang
sangat urgen, bahkan ia merupakan bagian dari agama itu sendiri, di
mana sabar adalah tempat berteduhnya bagi para penyabar, dan
merupakan harta simpanan dari simpanan-simpanan di surga. Yang mana
Allah Ta'ala telah menjanjikan bagi orang-orang yang sabar dengan
pahala yang sangat besar, hal itu seperti yang di jelaskan dalam
firmanNya: ﻝﺎﻗ ﻪﻠﻟﺍ ﻰﻟﺎﻌﺗ :  ﺎَﻤَّﻧِﺇ ﻰَّﻓَﻮُﻳ ﻢُﻫَﺮۡﺟَﺃ َﻥﻭُﺮِﺒَّٰﺼﻟﭐ ٖﺏﺎَﺴِﺣ ِﺮۡﻴَﻐِﺑ 
( ﺓﺭﻮﺳ : ﺮﻣﺰﻟﺍ 10 ) "Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah
yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas". QS az-Zumar: 10. Berkata
Imam al-Auz'ai: "Balasan bagi orang yang sabar tidak lagi ditimbang,
maupun diukur namun langsung di ambilkan tanpa ada batasannya". Nabi
Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda: ﻝﺎﻗ ﻝﻮﺳﺭ ﻪﻠﻟﺍ ﻰﻠﺻ ﻪﻠﻟﺍ
ﻪﻴﻠﻋ ﺎﺒﺠﻋ)) :ﻢﻠﺳﻭ ﺮﻣﻷ ﻦﻣﺆﻤﻟﺍ ﻥﺇ ﻩﺮﻣﺃ ﻪﻠﻛ ﻪﻟ ،ﺮﻴﺧ ﺲﻴﻟﻭ ﻚﻟﺫ ﺪﺣﻷ ﻻﺇ
،ﻦﻣﺆﻤﻠﻟ ﻪﺘﺑﺎﺻﺃ ﻥﺇ ﺀﺍﺮﺳ ﻥﺎﻜﻓ ،ﺮﻜﺷ ﺍﺮﻴﺧ ﻪﺘﺑﺎﺻﺃ ﻥﺇﻭ ،ﻪﻟ ،ﺮﺒﺻ ﺀﺍﺮﺿ ﺍﺮﻴﺧ ﻥﺎﻜﻓ
((ﻪﻟ ﻢﻠﺴﻣ ﻩﺍﻭﺭ) ) "Sungguh sangat menakjubkan perkaranya seorang
mukmin itu, semua perkaranya baik, dan tidak ada pada seorang pun
melainkan hanya seorang mukmin, jika dirinya mendapat reziki dia
bersyukur, maka itu baik baginya, jika dirinya di timpa musibah lalu
bersabar itu juga baik baginya". HR Muslim. Sikap sabar sendiri mempunyai
makna yang dalam yaitu berhenti bersama musibah dengan cara menyikapi
yang baik. Dan jangan dikira kalau musibah itu hanya pada perkara-
perkara yang besar saja seperti kematian atau perceraian, misalkan, akan
tetapi setiap perkara yang kamu merasakan sedih ketika kehilangan
darinya maka itulah yang di namakan musibah. Pernah suatu hari tali
sendalnya Umar bin Khatab semoga Allah meridhoinya putus maka beliau
pun mengucapkan kalimat istirjaa' lalu mengatakan: "Setiap kejadian
buruk yang menimpamu maka itu adalah musibah". Dan jika seorang
muslim tidak sabar ketika tertimpa sebuah musibah, tidak pula mengharap
pahala dari sebab musibah tersebut, maka hilang sudah pahala dan
ganjaran dari Allah Ta'ala pada hari-hari musibah tersebut. Dan
kedudukan yang paling tinggi di antara orang-orang yang sabar yaitu
kedudukan orang yang ridho dengan qodho dan qadr Allah Subhanahu wa
ta'ala, tunduk dengan takdir Allah Ta'ala, Allah berfirman: ﻝﺎﻗ ﻪﻠﻟﺍ
:ﻰﻟﺎﻌﺗ } ٓﺎَﻨَﺒﻴِﺼُﻳ ﻦَّﻟ ﻞُﻗ ﺎَّﻟِﺇ ﺎَﻣ ُﻪَّﻠﻟﭐ َﺐَﺘَﻛ ﺎَﻨَﻟ ۚﺎَﻨٰﻯَﻟۡﻮَﻣ َﻮُﻫ ﻰَﻠَﻋَﻭ ِﻞَّﻛَﻮَﺘَﻴۡﻠَﻓ ِﻪَّﻠﻟﭐ
َﻥﻮُﻨِﻣۡﺆُﻤۡﻟﭐ ٥١ { ) : ﺔﺑﻮﺘﻟﺍ ﺓﺭﻮﺳ 51 ) "Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan
menimpa Kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami.
Dialah pelindung Kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang
beriman harus bertawakal.". QS at-Taubah: 51. Imam Ibnu Rajab
mengatakan: "Adapun perbedaan antara ridho dengan sabar yaitu kalau
sabar adalah menutupi jiwa dari rasa marah dengan menahan rasa sakit
yang ada sambil berharap agar segera hilang rasa sakit tersebut, dan
mencegah anggota badan jangan sampai melakukan perbuatan yang tidak
terpuji oleh sebab marah. Sedangkan ridho adalah menerima dan lapang
dada dengan ketentuan Allah Ta'ala, serta melupakan angan-angan
(yang muncul) berharap agar rasa sakit yang sedang di rasakannya
tersebut segera hilang walaupun terdapati rasa sakitnya, namun dengan
adanya sikap ridho, akan menjadikan lebih ringan (beban yang ada dalam
badan) dan memberi kabar gembira bagi hati dengan kenyakinan dan
pemahaman yang sempurna, maka jika sikap ridho ini kuat menahan rasa
sakit yang sedang di rasakan maka akan hilang dengan sendiri rasa sakit
tersebut". Ibnul Jauzi mengatakan: "Kalau sekiranya dunia itu bukan
tempatnya ujian maka tidak ada yang namanya penyakit, cemas, bimbang
dan perasaan suram, kehidupan tidak terasa sempit bagi para nabi dan
orang-orang pilihan. Nabi Adam tidak akan diuji sampai keluar dari
dunia, Nabi Nuh menangis dalam waktu yang sangat panjang tiga ratus
tahun (lamanya), Nabi Ibrohim di lempar kedalam api dan diuji untuk
menyembelih anaknya yang ia cintai, Nabi Ya'qub menangis karena
kehilangan anaknya Yusuf sampai hilang penglihatanya, Nabi Musa
dikejar Fira'un, bukan itu saja, namun kaumnya pun mendapat ujian
dari kezaliman Fir'aun, Nabi Isa bin Maryam tidak ada tempat untuk
berlindung baginya melainkan hidup dalam kesengsaraan. Dan Nabi kita
Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam sabar dalam kehidupan yang
serba kekurangan, terbunuhnya Hamzah bin Abdul Mutholib pamannya
yang merupakan orang yang paling beliau cintai dari kalangan
keluarganya, begitu juga ditinggal lari oleh kaumnya, (pada pertama
kalinya muncul dakwah beliau), mereka enggan untuk menerima
dakwahnya. Dan selain mereka dari kalangan para Nabi dan para wali
yang sangat panjang kalau mau di sebutkan semuanya, kalau benar
sekiranya dunia ini di ciptakan untuk bersenang-senang dan mencari
kelezatanya, tentu tidak akan mungkin bagi orang yang beriman
mendapat kebahagian darinya. Sunguh benar apa yang di katakan oleh
seorang panyair: Dunia tempatnya kesedihan, kenapa engkau
menginginkanya *** Tidak akan pernah dunia lepas dari ujian dan
cobaan Dan sabar yang di maksud di sini, bukan hanya sekedar mampu
menahan musibah yang menimpanya dan meneguk rasa sakit yang di
alaminya serta kesedihan yang terasa menyekat di kerongkonganya,
namun sabar di sini adalah sabar yang mampu mencari solusi
permasalahannya dan sanggup menata kembali perkaranya, adakalanya
sabar di dalam mencari solusinya dengan dakwah kepada Allah Azza wa
jalla, adakalanya sabar di dalam mencari solusinya dengan mendidik dan
bergaul dengan cara yang indah, adakalanya sabar di dalam mencari
solusinya dengan kembali menikah dan istiqomah bersamanya, demikian
seterusnya setiap masalah di butuhkan cara penyelesaian dan kesabaran
dalam mencari solusinya. Keempat Berbaik Sangka Suatu hal yang wajib
bagi kita semua yaitu suudhon dhon (berbaik sangka.pent) kepada Allah
Azza wa jalla bahwa yang namanya pertolongan dan jalan keluar itu pasti
dekat adanya, bahwa kesulitan itu selalu di iringi bersama kemudahan.
Demikian juga berbaik sangka kepada orang lain yang punya masalah
denganmu atau dengan orang merupakan sumber masalah tersebut, karena
ada kemungkinan yang terjadi, mungkin dirinya mempunyai pandangan
yang berbeda denganmu, atau dirinya paham tapi salah dalam
memahaminya, atau bisa juga, sampai perkara padanya namun tidak
sesuai dengan kenyataanya, karena tidak benar. Oleh karena itu berbaik
sangka kepada sesama muslim akan menjadikan hati menjadi tenang,
dan biasanya akan mudah memberi udzur (kepada orang tersebut) yang
pada akhirnya menjadikan musibah itu terasa ringan, bisa membantu
untuk memecahkan masalah tersebut dan menjadikan cara berpikir kita
bersih dari hal-hal yang tidak di bolehkan. Sebagian problem terkadang
muncul di sebabkan oleh berburuk sangka (pada orang lain), yang di
bangun di atas ketidakpahaman atau persangkaan yang tidak jelas atau
juga cara pandang yang cekak. Dikisahkan bahwa ada seseorang yang
mempunyai masalah dengan orang lain, marahnya telah memuncak,
darahnya mendidih menahan marahnya yang meluap-luap, sampai dia
mengancam anak-anak serta istri orang yang bermasalah tersebut,
sedangkan orang yang bermasalah dengannya tersebut sedang dalam
perjalanan keluar kota, namun sebelum pergi dia mengirim surat yang
isinya meminta maaf dan meminta supaya di lupakan masalahnya serta
merelakan haknya untuknya, namun pembawa surat ini yang menjadi titik
permasalahanya karena telat menyampaikan surat tersebut sehingga
menjadi sebab pertengkaran tersebut. Lihat kejadian di atas, orang
tersebut telah menghina saudaranya dengan kata-kata yang tidak
terpuji, mengangkat suara padanya, mengeluarkan semua keburukanya,
sekarang apakah kamu bisa bayangkan kalau persaudaraanya akan
kembali seperti sedia kala sebelum kejadian tersebut? Kemudian lihatlah
pada kejadian yang lain dalam kisah berikut ini, ketika Hafsoh binti
Umar semoga Allah meridhoi keduanya di tawarkan oleh bapaknya supaya
di nikahi kepada Abu Bakar, maka Abu Bakar diam tidak menjawab apa-
apa, kemudian dia menawarkan kepada Utsman, namun dia mengatakan:
"Pada saat sekarang saya lagi tidak punya keinginan untuk menikah",
maka Umar merasa sangat sedih, kemudian dirinya mengadu kepada Nabi
Shalallahu 'alaihi wa sallam. Nabi Shalallahuu 'alaihi wa sallam lalu
mengatakan kepadanya: "Hafsoh akan di nikahi oleh orang yang lebih
baik dari Utsman, dan Utsman akan menikahi wanita yang lebih baik dari
pada Hafsoh". Kemudian Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam meminang
Hafsoh, lalu Umar pun menikahkan Hafsoh dengan Rasulallah Shalallahu
'alaihi wa sallam, kemudian Utsman di nikahkan oleh Rasulallah dengan
anaknya Ruqoyah setelah Utsman di tinggal mati oleh istri yang
merupakan saudaranya Ruqoyah. Ketika Umar sudah menikahkan anaknya,
dirinya bertemu dengan Abu Bakar, maka beliau meminta maaf sambil
mengatakan: "Saya tidak mempunyai niat apa-apa, kecuali saya pernah
mendengar Rasulallah Shalallahu 'alahi wa sallam menyebut-nyebut nama
Hafsoh maka saya tidak ingin membuka rahasianya beliau, kalau
sekiranya Rasulallah tidak jadi menikahinya tentu saya akan menikahi
anakmu". Kelima Diam dan menyembunyikan problem yang sedang di
alaminya Termasuk dari wejangan Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam
kepada umatnya dalam masalah ini yaitu menyembunyikan musibah yang
sedang di alaminya, hal itu sebagaimana yang tercantum dalam sebuah
hadits, di mana Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: ﻝﺎﻗ ﻝﻮﺳﺭ
ﻪﻠﻟﺍ ﻰﻠﺻ ﻪﻠﻟﺍ ﻪﻴﻠﻋ ﻦﻣ)) :ﻢﻠﺳﻭ ﻥﺎﻤﺘﻛ ﺮﺒﻟﺍ ﺐﺋﺎﺼﻤﻟﺍ ﺔﻗﺪﺼﻟﺍﻭ ﺽﺍﺮﻣﻷﺍﻭ ))
"Termasuk kebaikan adalah menyembunyikan musibah (yang
menimpanya), penyakit dan shodaqoh". Oleh sebab itu jika musibah yang
sedang menimpa mungkin bisa disembunyikan, maka menyembunyikannya
adalah termasuk bentuk dari nikmat Allah Azza wa jalla yang lurus. Yang
merupakan bagian dari rahasia dari rahasia-rahasia keridhoan pada Allah
Ta'ala, yaitu dengan tidak selalu berkeluh kesah dan gelisah. Lihatlah
kisah-kisah para ulama salaf karena sesungguhnya dalam kisah tersebut
ada pelajaran bagi kita. Berkata al-Ahnaf salah seorang ulama salaf:
"Sungguh telah hilang penglihatanku semenjak empat puluh tahun yang
lalu, dan saya tidak pernah mengasih tahu kepada seorang pun". Ketika
ada air yang tidak mau keluar dari salah satu mata Atha', tidak ada
seorang pun keluarganya yang tahu hal itu selama dua puluh tahun
lamanya. Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda: ﻝﺎﻗ ﻝﻮﺳﺭ
ﻪﻠﻟﺍ ﻰﻠﺻ ﻪﻴﻠﻋ ﻪﻠﻟﺍ ﻝﻼﺟﺇ ﻦﻣ)) :ﻢﻠﺳﻭ ﺔﻓﺮﻌﻣﻭ ،ﻪﻠﻟﺍ :ﻪﻘﺣ ﻥﺃ ﻮﻜﺸﺗ ﻻ
ﻻﻭ ﻚﻌﺟﻭ ﻚﺘﺒﻴﺼﻣ ﺮﻛﺬﺗ )) "Termasuk dari bagian memuliakan Allah Ta'ala
dan mengetahui hakNya adalah tidak mengeluh pada setiap penyakit yang
(menimpamu) dan tidak menyebut-nyebut musibahmu". Yang perlu digaris
bawahi di sini yaitu biasanya kalau seseorang itu telah hilang masalah
darinya, pertama kali yang muncul dalam pikiranya adalah rasa sesal
telah terlanjur mengasih tahu masalahnya kepada fulan atau kepada
fulanah. Jika perkaranya demikian maka seorang hendaknya tidak
menampakan masalahnya dan menyembunyikanya, dan termasuk
menyebarkan masalah yang paling buruk adalah dalam masalah keluarga,
maka terkadang di dapati seorang istri jika mempunyai masalah dengan
suaminya, dirinya langsung mengadu kepada orang tuanya, sambil
mencela suaminya dengan perkara-perkara yang tidak masuk pada inti
masalah sebenarnya, dengan mengungkit-ngungkit kejelekanya yang lama
maupun yang baru, sampai keluarga dan saudara-saudaranya jadi
membencinya, sehingga pada saat itu menjadikan tali yang
menghubungkan mereka menjadi terputus, terbesit rasa ingin lari darinya
sampai kalaupun permasalahannya sudah reda dan dapat teratasi akan
tetap tersisa kata-kata dan aduan yang telah di ucapkan oleh lisan yang
membekas dalam hati mereka, yang menimbulkan rasa was-was tentang
masa depan hubungan wanita tersebut dengan suaminya. Keenam Jadikan
sesuai dengan porsinya dan tidak membesar-besarkan masalah Sebagian
orang jika di timpa sebuah permasalahan, atau musibah merasa dunia
seperti mau runtuh dan menjadi gelap gulita sambil menyangka bahwa
dunia telah berakhir, namun perlu di ingat terkadang ada suatu perkara
yang di benci oleh seorang manusia tapi ternyata Allah Ta'ala menjadikan
itu adalah kebaikan yang banyak baginya, lihatlah firman Allah Ta'ala
ini: ﻝﺎﻗ ﻪﻠﻟﺍ ﻰﻟﺎﻌﺗ : {   
   } [ ﺓﺭﻮﺳ : ﺓﺮﻘﺒﻟﺍ 216 ] "Boleh Jadi kamu
membenci sesuatu, Padahal ia amat baik bagimu..". QS al-Baqarah: 216.
Saya masih ingat, kisah seorang pemuda dari Mesir ketika dia sedang di
wawancarai, yang mana telah terjadi huru hara, pembunuhan dan fitnah
yang sangat besar di kota mereka, dia mengatakan: "Sungguh Allah telah
memberi kasih sayangNya yang besar kepada saya, mana kala saya di
penjara sebelum kejadian huru hara tersebut beberapa hari sebelum
kejadiannya, kemudian saya di bebaskan selang beberapa minggu dari
kejadian itu dengan keadaan selamat dan sehat, namun ketika saya
keluar saya mendapati teman-teman saya dalam keadaan yang sangat
mengenaskan, ada yang mati, ada lagi yang tertangkap dan di jebloskan
kepenjara dengan masa tahanan yang sangat panjang, yang lain lagi
badanya di rantai, kemudian yang lain…. Dia mengucapkan syukur dan
memuji Allah Subhanahu wa ta'ala ketika tahu bahwa penjara itu lebih
baik bagi dirinya dari pada yang terjadi pada teman-temanya yang lain,
kalau sekiranya saya bersama mereka tentu kejadianya lain. Dikisahkan
dari Suraih bahwasanya beliau pernah mengatakan: "Sungguh saya pernah
ditimpa sebuah musibah, maka saya mengucapkan rasa syukur dan memuji
kepada Allah Ta'ala atas musibah tersebut sebanyak empat kali, yang
mana musibah tersebut tidak lebih besar dari yang saya alami, dan mana
kala Allah memberi saya nikmat untuk bisa sabar dengan musibah
tersebut, dan ketika Allah memberi saya taufik untuk bisa mengucapkan
kalimat istirjaa' dengan harapan saya bisa mengambil pahalanya nanti,
dan yang terakhir mana kala musibah tersebut bukan terjadi pada
agamaku". Ketujuh Mencari solusinya dengan cara yang baik Dalam sebuah
hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim,
diriwayatkan. ﺀﺎﺟ ﻞﺟﺭ ﻰﻟﺇ ﻲﺒﻨﻟﺍ  ﻝﺎﻘﻓ ﻲﻨﺻﻭﺃ :ﻝﺎﻗ "ﺐﻀﻐﺗ ﻻ" ﺎﻫﺩﺩﺭ
ﻝﺎﻗﻭ ،ﺍﺭﺍﺮﻣ : " ﺪﻳﺪﺸﻟﺍ ﺲﻴﻟ ﺎﻤﻧﺇ ،ﺔﻋﺮﺼﻟﺎﺑ ﻱﺬﻟﺍ ﺪﻳﺪﺸﻟﺍ ﻚﻠﻤﻳ ﻪﺴﻔﻧ ﺪﻨﻋ
"ﺐﻀﻐﻟﺍ ﻪﻴﻠﻋ ﻖﻔﺘﻣ . Datang seorang sahabat kepada Rasulallah Shalallahu
'alaihi wa sallam dan mengatakan kepada beliau, "Ya Rasulallah berilah
aku wasiat". Beliau berkata: "Jangan marah". Orang tersebut masih
mengulang-ulang terus, lantas Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Bukanlah orang yang kuat itu (yang menang) dalam gulat, tetapi orang
yang kuat (adalah) orang yang mampu menguasai dirinya ketika sedang
marah". Mutafaqun 'alahi. Kemarahan biasanya itu menutupi cara berpikir
yang sehat dan mengarahkan pada cara berpikir yang bengkok dan
menyimpang, yang bilamana keduanya ada maka dia akan menguasai
sikap sentimental. Oleh karena itu di anjurkan supaya tenang (ketika
sedang marah), dan menahan dengan cara yang baik tanpa terpancing
emosi dengan situasi yang sedang terjadi, betapa banyak kita bisa
mencontoh pada wanita yang berakal, di dalam menghadapi kemarahan
suaminya, yang mana dia menghadapinya dengan cara yang baik dan
tenang (tidak terpancing ikut emosi), maka tidak lama kemudian
suaminya pun kembali lagi kedalam pangkuannya. Dan manusia banyak
yang telah mencoba cara yang satu ini, oleh karena itu tidak salah kalau
Allah Subahanahu wa ta'ala menyuruh Nabi yang mulia, seperti dalam
firmanNya: ﻝﺎﻗ ﻪﻠﻟﺍ :ﻰﻟﺎﻌﺗ ....} ۡﻊَﻓۡﺩﭐ ﻲِﺘَّﻟﭑِﺑ َﻲِﻫ ﻱِﺬَّﻟﭐ ﺍَﺫِﺈَﻓ ُﻦَﺴۡﺣَﺃ َﻚَﻨۡﻴَﺑ
ٞﺓَﻭَٰﺪَﻋ ۥُﻪَﻨۡﻴَﺑَﻭ ۥُﻪَّﻧَﺄَﻛ ٞﻢﻴِﻤَﺣ ٌّﻲِﻟَﻭ ٣٤ { ﺓﺭﻮﺳ] : ﺖﻠﺼﻓ 34 ] "Tolaklah
(kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, jika ada orang yang
antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi
teman yang sangat setia". QS Fushilat: 34. Sebagian orang ada yang
menggunakan cara yang bagus dalam menghadapi masalah seperti ini, ada
orang yang takut bilamana sampai terjadi permusuhan dengan teman
kerja sekantornya, atau juga dengan keluarga atau saudaranya, dia
memilih untuk berbuat baik kepada mereka sebelumnya, dengan cara
memberi hadiyah padanya, berkata dengan lemah lembut ketika sedang
berbicara bersama mereka untuk mencegah sikap buruk dari mereka, dan
sebelum sampai berubah permusuhan menjadi pertengkaran secara fisik,
seperti misalkan, seorang pimpinan yang berlaku lembut pada anak
buahnya, atau seorang suami pada istrinya, atau yang lainnya. Dan solusi
seperti ini nyata dan banyak memberi manfaat di dalam meminimalisir
permusuhan dan pertengkaran. Delapan Seseorang melihat seberapa jauh
problem yang sedang di hadapinya sampai dia bisa melihat kalau itu
bukan sesungguhnya. Problematika kehidupan itu beragam dan bertingkat-
tingkat adanya, demikian pula hati manusia juga beragam dan
bertingkat-tingkat, ada yang kuat menanggung beban, ada yang bisa
sabar dan ada lagi yang tabah. Terkadang dirimu mempunyai masalah
namun orang lain lepas dari masalah, oleh karena itu supaya bisa untuk
berpikir dan melihat dengan jelas sebuah masalah, seseorang melihat
jauh kedepan sampai batas akhir musibah tersebut, dan melihat bahaya
apa yang paling berat dari dampak musibah itu, jika seorang istri di cerai
oleh suaminya maka Allah Azza wa jalla telah memberi rizki baginya lebih
baik dari yang pertama, jika di tinggal meninggal oleh bapak atau ibunya,
maka sesungguhnya ini adalah ladang beramal untuk akhirat, hendaknya
dia merasa bahagia dan memuji Allah Ta'ala karena walau pun telat
namun masih di beri tahu masalah sebenarnya, demikian seterusnya
setiap masalah di beri porsi yang sesungguhnya jangan sampai membesar-
besarkanya, seolah-olah kalau seseorang itu di timpa sebuah musibah
atau masalah dunia seperti kiamat yang sudah tidak ada jalan keluar
lagi kecuali tinggal menunggu kehancuranya. Kalau sekiranya orang yang
mempunyai masalah tersebut melihat pada problematikanya serta
kejadian-kejadian yang lewat pada dirinya pada masa lalu, bagaimana
sampai bisa keluar dan selsai dari masalah tersebut? Tentu ia akan
mengetahui bahwa hari itu selalu datang silih berganti, dan dia akan lupa
dengan segala musibah yang pernah menimpanya seolah-olah tidak
pernah terjadi apa-apa. Sembilan Banyak beristighfar Mengadu kepada
Allah Azza wa jalla dan meminta pertolongan serta taufikNya adalah
merupakan sebab terbesar dari sebab-sebab yang ada untuk bisa
melapangkan hati yang sempit dan keluar dari sebuah perkara, dan
termasuk dari faidah sebuah musibah yang menimpa seseorang, yang
sedang di uji oleh Allah Azza wa jalla yaitu salah satunya menjadi
terpukul sehingga mau kembali kepada Rabbnya, berdo'a kepadaNya dan
bersimpuh di hadapanNya. Dan di antara bentuk kembali kepada Allah
Subhanahu wa ta'ala adalah banyak beristighfar. Di mana Nabi Shalallahu
'alaihi wa sallam pernah bersabda: ﻝﺎﻗ ﻝﻮﺳﺭ ﻪﻠﻟﺍ ﻰﻠﺻ ﻪﻴﻠﻋ ﻪﻠﻟﺍ :ﻢﻠﺳﻭ
ﻦﻣ" ﺮﺜﻛﺃ ،ﺭﺎﻔﻐﺘﺳﻻﺍ ﻦﻣ ﻪﻠﻟﺍ ﻞﻌﺟ ﺰﻋ ﻞﺟﻭ ﻞﻛ ﻦﻣ ﻪﻟ ﻢﻫ ،ﺎﺟﺮﻓ ﻞﻛ ﻦﻣﻭ
ﻖﻴﺿ ﻪﻗﺯﺭﻭ ،ﺎﺟﺮﺨﻣ ﻦﻣ ﺚﻴﺣ ﻻ "ﺐﺴﺘﺤﻳ ﻩﺍﻭﺭ] ﻮﺑﺃ ﺩﻭﺍﺩ ]. "Barangsiapa yang
banyak mengucapkan istighfar, maka Allah Azza wa jalla menjadikan
baginya setiap kesedihan jalan keluar, setiap kesempitan di bukakan
pintu keluarnya, dan di beri rizki dari arah yang tidak di sangka-
sangka". HR Abu Dawud. Termasuk bagian dari nikmat Allah Ta'ala pada
kita semua adalah memudahkan bagi kita untuk menggerakan lisan kita
dengan sangat mudahnya di banding dengan anggota badan lainnya,
tidak ada kesulitan yang berarti bagi kita untuk menggerakan lidah untuk
mengucapkan kalimat istighfar. Sepuluh Berdo'a dengan do'a-do'a yang
shahih dari Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam Rasulallah Shalallahu 'alaihi
wa sallam telah mengajarkan kepada kita (umatnya) tatkala turun
sebuah musibah atau terkena sebuah masalah do'a-do'a untuk
menghilangkan kesedihan dan kegelisahan yang ada, adalah beliau jika
tertimpa sebuah kesulitan apa pun jenis, beliau mengucapkan: ﻝﺎﻗ ﻝﻮﺳﺭ
ﻪﻠﻟﺍ ﻰﻠﺻ ﻪﻴﻠﻋ ﻪﻠﻟﺍ ﺎﻳ" :ﻢﻠﺳﻭ ﻲﺣ ﻡﻮﻴﻗ ﺎﻳ ﻚﺘﻤﺣﺮﺑ ﺚﻴﻐﺘﺳﺃ ". "Wahai Dzat
yang Maha Hidup lagi berdiri sendiri, dengan kasih sayangMu saya
memohon pertolonganMu". Di dalam sebuah hadits shahih yang lainnya,
adalah beliau jika turun padanya kesukaran dan kesedihan, beliau
mengucapkan: ﻝﺎﻗ ﻝﻮﺳﺭ ﻪﻠﻟﺍ ﻰﻠﺻ ﻪﻠﻟﺍ ﻪﻴﻠﻋ ﺎﻳ" :ﻢﻠﺳﻭ ﻲﺣ ،ﻡﻮﻴﻗ ﺎﻳ
ﻚﺘﻤﺣﺮﺑ ، ﺚﻴﻐﺘﺳﺃ ﻪﻠﻟﺍ ﻱﺏﺭ ﻙﺮﺷﺃ ﻻ "ﻪﺑ ﺢﻴﺤﺻ] 4791 :ﻊﻣﺎﺠﻟﺍ ]. " Wahai Dzat
yang Maha Hidup lagi berdiri sendiri, dengan kasih sayangMu saya
memohon pertolonganMu, Allah Rabbku, yang aku tidak menyekutukan
denganNya". Shahuhul Jami' no: 4791. Dalam sebuah do'a menghilangkan
kesedihan dan kesulitan, di sebutkan dalam sebuah hadits yang agung ini:
ﻝﺎﻗ ﻝﻮﺳﺭ ﻪﻠﻟﺍ ﻰﻠﺻ ﻪﻠﻟﺍ ﻪﻴﻠﻋ ﻢﻬﻠﻟﺍ" :ﻢﻠﺳﻭ ،ﻙﺪﺒﻋ ﻲﻧﺇ ،ﻙﺪﺒﻋ ﻦﺑﺍﻭ ﻦﺑﺍﻭ
ﻚﺘﻣﺃ ،ﻙﺪﻴﺑ ﻲﺘﻴﺻﺎﻧ ﺽﺎﻣ ﻲﻓ ﻝﺪﻋ ،ﻚﻤﻜﺣ ﻲﻓ ﻚﻟﺄﺳﺃ ،ﻙﺅﺎﻀﻗ ﻞﻜﺑ ﻮﻫ ﻢﺳﺍ
ﻚﻟ ﺖﻴﻤﺳ ﻪﺑ ﻚﺴﻔﻧ ﻭﺃ ﻪﺘﻟﺰﻧﺃ ﻲﻓ ،ﻚﺑﺎﺘﻛ ﻭﺃ ﻪﺘﻤﻠﻋ ﻦﻣ ﺍﺪﺣﺃ ﻚﻘﻠﺧ ﺕﺮﺛﺄﺘﺳﺍ ﻭﺃ
ﻪﺑ ﻢﻠﻋ ﻲﻓ ،ﻙﺪﻨﻋ ﺐﻴﻐﻟﺍ ﻞﻌﺠﺗ ﻥﺃ ﻥﺁﺮﻘﻟﺍ ﻊﻴﺑﺭ ﺭﻮﻧﻭ ،ﻲﺒﻠﻗ ﺀﻼﺟﻭ ،ﻱﺭﺪﺻ
ﺏﺎﻫﺫﻭ ،ﻲﻧﺰﺣ "ﻲﻤﻫ ﻩﺍﻭﺭ] ﺪﻤﺣﺃ ﻡﺎﻣﻹﺍ ]. "Ya Allah, sesungguhnya aku ini
adalah hambaMu, anak dari hambaMu (laki-laki), anak dari hambaMu
(perempuan), ubun-ubunku berada di tanganMu, mengikuti keputusan
takdirMu dan berjalan sesuai dengan ketetapanMu. Aku memohon
kepadaMu dengan setiap nama yang menjadi milikMu, nama yang Engkau
lekatkan sendiri untuk diriMu, atau yang Engkau sebutkan dalam kitabMu,
atau yang Engkau ajarkan kepada salah seorang di antara hambaMu
(Nabi), atau yang Engkau sembunyikan di alam keghaibanMu, hendaknya
Engkau menjadikan al-Qur'an ini sebagai penyejuk hatiku, cahaya dalam
dadaku, penghilang kesedihanku dan penolak rasa gundahku". HR Ahmad
Dalam sebuah hadits di sebutkan do'a untuk membayar hutang.
Sebagaimana yang shahih dari Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam: ﻝﺎﻗ ﻝﻮﺳﺭ
ﻪﻠﻟﺍ ﻰﻠﺻ ﻪﻠﻟﺍ ﻪﻴﻠﻋ ﻢﻬﻠﻟﺍ" :ﻢﻠﺳﻭ ﻚﻟﻼﺤﺑ ﻲﻨﻔﻛﺍ ﻦﻋ ﻚﻣﺍﺮﺣ ﻲﻨﻨﻏﺃﻭ ﻚﻠﻀﻔﺑ
ﻦﻤﻋ "ﻙﺍﻮﺳ ﻱﺬﻣﺮﺘﻟﺍ ﻩﺍﻭﺭ] ]. "Ya Allah cukupkan saya dengan rizkiMu
yang halal dari yang haram, berilah saya kekayaan dengan karuniaMu,
yang tidak ada selain dariMu". HR Tirmidzi. Dalam hadits yang lain beliau
berdo'a: ﻝﺎﻗ ﻝﻮﺳﺭ ﻪﻠﻟﺍ ﻰﻠﺻ ﻪﻠﻟﺍ ﻪﻴﻠﻋ ﻢﻬﻠﻟﺍ" :ﻢﻠﺳﻭ ﻲﻧﺇ ﺫﻮﻋﺃ ﻦﻣ ﻚﺑ
ﻢﻬﻟﺍ ﻥﺰﺤﻟﺍﻭ ﻞﺨﺒﻟﺍﻭ ،ﻞﺴﻜﻟﺍﻭ ﺰﺠﻌﻟﺍﻭ ﻦﻳﺪﻟﺍ ﻊﻠﺿﻭ ،ﻦﺒﺠﻟﺍﻭ ﺔﺒﻠﻏﻭ
"ﻝﺎﺟﺮﻟﺍ :ﻢﻠﺴﻣ ﻩﺍﻭﺭ] 1729 /4 ]. "Ya Allah saya berlindung denganMu dari
kesulitan dan kesedihan, dari ketidak mampuan dan kemalasan, dari
sikap bakhil dan pengecut, dari terlilit hutang dan di kuasai orang lain".
HR Muslim no: 1729. Dan do'a ketika di timpa sebuah kesusahan apa pun
bentuknya: ﻝﺎﻗ ﻝﻮﺳﺭ ﻪﻠﻟﺍ ﻰﻠﺻ ﻪﻠﻟﺍ ﻪﻴﻠﻋ ﻢﻬﻠﻟﺍ" :ﻢﻠﺳﻭ ،ﻞﻬﺳ ﻻ ﻻﺇ ﺎﻣ
ﻼﻬﺳ ﻪﺘﻠﻌﺟ ﻥﺰﺤﻟﺍ ﻞﻌﺠﺗ ﺖﻧﺃﻭ ﺍﺫﺇ ﺖﺌﺷ "ﻼﻬﺳ ﻩﺍﻭﺭ] ﻮﺑﺃ ﺩﻭﺍﺩ ]. "Ya Allah
tidak ada kemudahan, melainkan yang Engkau jadikan mudah. Dan
Engkau jadikan kesedihan menjadi mudah jika Engkau kehendaki". HR
Abu Dawud. Dan do'a sangat bermanfaat untuk menghilangkan sebuah
musibah baik sebelum turunya bencana tersebut mau pun sesudah turunya,
hal itu sebagaimana di jelaskan dalam sebuah hadits shahih dari Nabi
Shalallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: ﻝﺎﻗ ﻝﻮﺳﺭ ﻪﻠﻟﺍ ﻰﻠﺻ ﻪﻠﻟﺍ
ﻪﻴﻠﻋ ﺩﺮﻳ ﻼﻓ":ﻢﻠﺳﻭ ﺀﺎﻀﻘﻟﺍ ﻻﺇ "ﺀﺎﻋﺪﻟﺍ ﺢﻴﺤﺻ] 7564 :ﻊﻣﺎﺠﻟﺍ ]. "Tidak ada
yang mampu menolak takdir kecuali do'a". Shahihul jami' no: 7564.
Sebelas Tawakal kepada Allah Azza wa jalla Termasuk dari bentuk nikmat
Allah Azza wa jalla tatkala turun bencana maupunn musibah, yaitu kita
langsung cepat-cepat kembali untuk taat kepada Allah Ta'ala dan
beribadah kepadaNya, kita juga bisa merasakan kelezatan manakala kita
sedang berdo'a dan memohon kepadaNya supaya di mudahkan segala
urusannya. Adapun kedudukan yang paling tinggi dalam sebuah ibadah
dan amalan yaitu kedudukan tawakal kepada Allah Azza wa jalla,
menyerahkan segala urusan dan hasilnya kepada Allah Ta'ala, sedangkan
dalam tawakal itu sendiri dapat menguatkan jiwa, menjadikan hati
berani menerima apa pun hasilnya, menjadi tenang dan tentram. Allah
Azza wa jalla sendiri sangat mencintai orang-orang yang mempunyai sifat
yang agung ini sebagaimana yang tertera jelas dalam firmanNya: ﻝﺎﻗ ﻪﻠﻟﺍ
ﻰﻟﺎﻌﺗ: { َّﻥِﺇ َﻪَّﻠﻟﭐ ُّﺐِﺤُﻳ َﻦﻴِﻠِّﻛَﻮَﺘُﻤۡﻟﭐ { ﺓﺭﻮﺳ] ِﻝٓﺍ : َﻥﺍَﺮۡﻤِﻋ 159 ] "Maka
bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang bertawakkal kepada-Nya". QS al-'Imran: 159. Sedangkan orang yang
telag di cintai oleh Allah Ta'ala maka dirinya tidak di adzab, tidak di
jauhkan dariNya, dan tidak terhalangi untuk melihat Allah Subhanahu wa
ta'ala pada hari kiamat nanti. Dalam sebuah ayat yang lain Allah Ta'ala
berfirman: ﻪﻠﻟﺍ ﻝﺎﻗ ﻰﻟﺎﻌﺗ :  ﻦَﻣَﻭ ۡﻞَّﻛَﻮَﺘَﻳ ﻰَﻠَﻋ َﻮُﻬَﻓ ِﻪَّﻠﻟﭐ ۚٓۥُﻪُﺒۡﺴَﺣ  ( ﺓﺭﻮﺳ
: ِﻕﺎَﻠَّﻄﻟﺍ 3 ) "Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah
akan mencukupkan (keperluan)nya". QS ath-Thalaaq: 3. Dalam ayat ini
sebagai dalil yang kuat tentang keutamaan tawakal, di mana tawakal
merupakan sebab terbesar untuk memperoleh maslahat dan menolak mara
bahaya. Dan Allah Subhanahu wa ta'ala mengatur segala urusan alam ini
sesuai dengan yang Ia kehendaki, di tanganNya segela perkara di bolak-
balikan. Allah Ta'ala berfirman: ﻝﺎﻗ ﻪﻠﻟﺍ ﻰﻟﺎﻌﺗ : { َۖﺮۡﻣَﺄۡﻟﭐ ُﺮِّﺑَﺪُﻳ ﺎَﻣ ﻦِﻣ
ٍﻊﻴِﻔَﺷ ۢﻦِﻣ ﺎَّﻟِﺇ ۚۦِﻪِﻧۡﺫِﺇ ِﺪۡﻌَﺑ { ﺓﺭﻮﺳ] : َﺲُﻧﻮُﻳ 3 ] "kemudian Dia bersemayam di
atas 'Arsy untuk mengatur segala urusan. tiada seorangpun yang akan
memberi syafa'at kecuali sesudah ada izin-Nya". QS Yunus: 3. Hendaknya
kita semua merasa yakin bahwa apa yang kita kerjakan untuk segera bisa
keluar dari sebuah masalah hanyalah merupakan sebab dan sarana namun
tetap yang mengatur alam ini adalah Allah Azza wa jalla, maka apa yang
Allah kehendaki pasti terjadi dan apa yang tidak Ia kehendaki
kejadianya pasti tidak akan terjadi. Perhatikan pada hadits yang agung
ini, di mana Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada anak
pamannya Ibnu Abbas: ﻝﺎﻗ ﻝﻮﺳﺭ ﻪﻠﻟﺍ ﻰﻠﺻ ﻪﻴﻠﻋ ﻪﻠﻟﺍ ..":ﻢﻠﺳﻭ ﻢﻠﻋﺍﻭ ﻥﺃ
ﺔﻣﻷﺍ ﺖﻌﻤﺘﺟﺍ ﻮﻟ ﻰﻠﻋ ﻙﻮﻌﻔﻨﻳ ﻥﺃ ﻢﻟ ﺀﻲﺸﺑ ﻙﻮﻌﻔﻨﻳ ﻻﺇ ﺀﻲﺸﺑ ﺪﻗ ﻪﻠﻟﺍ ﻪﺒﺘﻛ
ﻮﻟﻭ ،ﻚﻟ ﺍﻮﻌﻤﺘﺟﺍ ﻰﻠﻋ ﻥﺃ ﻙﻭﺮﻀﻳ ﻢﻟ ﺀﻲﺸﺑ ﻙﻭﺮﻀﻳ ﻻﺇ ﺀﻲﺸﺑ ﺪﻗ ﻪﻠﻟﺍ ﻪﺒﺘﻛ
،ﻚﻴﻠﻋ ﻡﻼﻗﻷﺍ ﺖﻌﻓﺭ "ﻒﺤﺼﻟﺍ ﺖﻔﺟﻭ ﻱﺬﻣﺮﺘﻟﺍ ﻩﺍﻭﺭ] ]. "Ketahuilah kalau
sekiranya umat ini bersatu untuk memberi sesuatu manfaat kepadamu
maka itu tidak akan bermanfaat bagimu melainkan dengan sesuatu yang
memang sudah di tentukan oleh Allah Ta'ala bagimu, (dan begitu juga)
kalau sekiranya umat ini berkumpul untuk memberi bahaya padamu maka
tidak akan berbahaya kepadamu melainkan dengan sesuatu yang memang
sudah di tentukan oleh Allah Ta'ala padamu, telah di angkat pena, dan
telah kering catatan tersebut". HR Tirmidzi. Dua belas Berbuat baik pada
sesama, baik ucapan, perbuatan, dan segala bentuk kebaikan lainnya
Termasuk dari sebab yang dapat menghilangkan kesusahan, kesedihan dan
kegelisahan adalah berbuat baik kepada sesama makhluk, baik itu dengan
ucapan atau perbuatan dan segala macam bentuk kebaikan. Allah Ta'ala
berfirman: "Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka,
kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi
sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan perdamaian di antara
manusia. dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari
keridhoan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang
besar". QS an-Nisaa': 114. Berkata syaikh Abdurahman bin Sa'di dalam
tafsirnya: "Di dalam ayat ini Allah Ta'ala mengabarkan bahwa semua
perkara ini semuanya baik, yang semuanya bersumber dariNya, dan
kebaikan pasti akan menjadikan baik dan mencegah keburukan. Dan
seorang mukmin yang mengharap pahala dari Allah Ta'ala, maka ia akan
di beri ganjaran yang sangat besar, di antara bentuk dari ganjaran
tersebut yaitu hilangnya kesedihan, kesusahan, kekhawatiran dan yang
lainnya". Dalam kesempatan yang beliau juga mengatakan: "Tanda
kebahagian seorang hamba yaitu ada pada keikhlasanya kepada Allah
Azza wa jalla dan gemar untuk memberi manfaat apa saja bagi sesama
orang". Tiga belas Banyak berdzikir kepada Allah Azza wa jalla Termasuk
sebab supaya hati bisa menjadi lapang dan lebih khusus lagi rasa sedih
akan segera hilang tatkala turun sebuah musibah yaitu banyak berdzikir
kepada Allah Subhanahu wa ta'ala tanpa mengenal batas setiap waktu dan
keadaan, maka kalau mau mempraktekan hal itu dirinya akan
menemukan dampak yang luar biasa pada tenang, tentram dan lapangnya
hati. Allah Ta'ala berfirman: "Ingatlah, hanya dengan berdzikir kepada
Allah-lah hati menjadi tenteram". QS ar-Ra'du: 28. Seperti berdzikir
sebagaimana yang Allah Ta'ala firmankan dalam ayat ini: "Cukuplah
Allah menjadi penolong Kami dan Allah adalah Sebaik-baik Pelindung".
QS al-'Imran: 173. Do'a inilah yang di ucapkan oleh Nabi Ibrahim tatkala
beliau di lempar masuk kedalam kobaran api. Dan Nabi Shalallah 'alaihi
wa sallam ketika di katakana pada beliau ayat ini: "Sesungguhnya
manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu
takutlah kepada mereka", Maka perkataan itu menambah keimanan
mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi penolong Kami
dan Allah adalah Sebaik-baik Pelindung". QS al-'Imran: 173. Maka beliau
mengucapkan: ﻝﺎﻗ ﻝﻮﺳﺭ ﻪﻠﻟﺍ ﻰﻠﺻ ﻪﻴﻠﻋ ﻪﻠﻟﺍ ﻻ" :ﻢﻠﺳﻭ ﺓﻮﻗ ﻻﻭ ﻝﻮﺣ ﻻﺇ
"ﻪﻠﻟﺎﺑ ﻱﺭﺎﺨﺒﻟﺍ ﻩﺍﻭﺭ ] ]. "Tiada daya dan upaya melainkan dari Allah
Ta'ala" HR Bukhari. Ringkas kata bahwa dzikir kepada Allah Azza wa jalla
mempunyai dampak yang besar untuk bisa meraih apa yang di inginkan,
lebih khusus dari itu kalau sekiranya dalam berdzikir tersebut seorang
hamba mengharap kepada Allah Ta'ala pahala dan ganjaranNya. Empat
belas Jangan sampai mendatangi perkara yang haram Jika ada seorang
yang mempunyai sebuah masalah dan dirinya mengetahui sebabnya,
seperti halnya mempunyai masalah cerai dengan istri atau suaminya atau
berpisah atau yang lainya dari masalah kehidupan yang ada, maka
biasanya dia berusaha keras untuk mencari solusi dan jalan keluarnya
dari perkara yang baru di alaminya tersebut, terkadang perkaranya sulit
dan jalan keluarnya seperti tertutup terlebih lagi di barengi dengan rasa
takut dan lemah, maka terkadang terlintas di dalam pikiranya niat untuk
mengerjakan sesuatu yang tidak di bolehkan, seperti misalnya pergi ke
paranormal, dukun atau tukang sihir. Yang terkadang sebagian orang
menyangka bahwa itu bisa menyelesaikan masalah atau dapat
menyembuhkan rasa sakitnya, atau sebagian menolak sakit tersebut
dengan menggembalikan, seperti sangkaan mereka, kepada pelakunya
dengan menggunakan sihir kembali, yang merusak dan menghancurkan
kehidupanya, sebagai bentuk balsan padanya. Maka perbuatan semacam
ini tidak di bolehkan. Adapun anda, wahai orang yang sedang di timpa
musibah, maka Allah Ta'ala yang akan memberi ganjaran padamu, jika
engkau sabar, jangan kamu rusak kehidupanmu dengan berbuat maksiat
kepada Allah Azza wa jalla, baik maksiat itu dengan sihir, mengganggu
orang lain atau yang lainya. Lima belas Adakalanya kamu membenci
sesuatu padahal itu adalah yang terbaik buat dirimu Pandangan seseorang
itu sangat terbatas sedangkan ilmu dan pemahamannya juga sedikit,
tidaklah dirinya melihat pada hari ini di timpa oleh musibah dan bencana
yang terkadang pada akhirnya pada masa yang akan datang sebagai
bentuk pemberian dan anugrah. Sebagaimana Allah Ta'ala berfirman: ﻝﺎﻗ
ﻪﻠﻟﺍ ﻰﻟﺎﻌﺗ :  ٰٓﻰَﺴَﻋَﻭ ْﺍﻮُﻫَﺮۡﻜَﺗ ﻥَﺃ ﺎٗٔۡﻴَﺷ ٞﺮۡﻴَﺧ َﻮُﻫَﻭ ٰٓﻰَﺴَﻋَﻭ ۖۡﻢُﻜَّﻟ ﻥَﺃ ﺎٗٔۡﻴَﺷ ْﺍﻮُّﺒِﺤُﺗ
َﻮُﻫَﻭ ّٞﺮَﺷ ۚۡﻢُﻜَّﻟ ۡﻢُﺘﻧَﺃَﻭ ُﻢَﻠۡﻌَﻳ ُﻪَّﻠﻟﭐَﻭ ﺎَﻟ َﻥﻮُﻤَﻠۡﻌَﺗ ٢١٦  ( ﺓﺭﻮﺳ : ﺓﺮﻘﺒﻟﺍ 216 )
"Boleh Jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan
boleh Jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu;
Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui". QS al-Baqarah: 216. Di
dalam ayat ini ada beberapa hukum, rahasia dan kemaslahatan bagi
seorang hamba. Maka jika seorang hamba mengetahui bahwa sesuatu yang
ia benci terkadang bisa mendatangkan dengan sesuatu yang ia cintai,
atau kebalikanya kalau yang ia cintai tersebut terkadang bisa
mendatangkan yang ia benci, sehingga tidak menjamin bahwa datangnya
kerusakan tersebut tidak mempunyai sisi kebaikan sama sekali, dan
jangan sampai dirinya berputus asa mana kala datang kepadanya
kemudahan dari sisi kerusakan yang ikut bersamanya, di karenakan
dirinya tidak mengetahui akhir dari akibat itu semua. Dan sesungguhnya
Allah Azza wa jalla mengetahui itu semua yang tidak di ketahui oleh
hamba-hambaNya. Betapa banyak di dapati ada seorang wanita yang di
cerai oleh suaminya, namun dengan sebab cerai tersebut menjadi kebaikan
bagi dirinya, dalam keadaan mengharap pahala dan ganjaran, sabar dan
berharap, ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah Azza wa jalla, yang
pada akhirnya terkadang datang kepada wanita tersebut orang pria yang
lebih baik dari suaminya yang pertama. Betapa banyak di jumpai seorang
bapak yang nampak pada benaknya kekhawatiran terhadap anak-
anaknya, maka dengan sebab itu menjadi langkahnya untuk segera
mengoreksi dan memperbaiki perkara dirinya dalam mendidik anak-
anaknya, sehingga itu menjadi kebaikan baginya. Betapa banyak orang
yang mendapat apa yang ia dapat, yang pertama kai dirasakan adalah
kesedihan namun pada akhirnya kebahagian dan kesenangan yang ia
peroleh. Enam belas Ingat kematian, kubur, dan hari kiamat Instropeksi
diri sendiri sekarang menjadi suatu barang yang sangat langka di
kerjakan oleh manusia terlebih pada zaman ini, dan manakala turun
sebuah musibah baru dirinya menghadap kepada Allah Azza wa jalla
dengan hatinya, setelah itu ia sadar bahwa dirinya sangat kurang sekali
pada sisi ini (untuk mengoreksi diri sendiri), sedangkan akalnya
mengetahui bahwa kehidupannya yang di inginkan yaitu kehidupan yang
bahagia dan tentram namun dirinya sadar bahwa itu sangat pendek,
tatkala musibah membesar maka perkaranya menjadi jelas kelihatan,
kalau kehidupan tersebut sangat kecil sekali di depan kematian dan
sakratul maut, oleh karena itu jika dirinya ingat kematian maka
perkaranya menjadi ringan dan akan menjadikan dirinya zuhud terhadap
dunia, musibah menjadi terasa ringan dan mudah, terbayang pada
dirinya apa yang akan di alaminya nanti pada keadaan yang lebih hebat
dan dahsyat dari musibah yang di alaminya, yaitu pada hari kiamat
ketika semua di nampakan di hadapan Allah Azza wa jalla. Orang-orang
beriman mereka adalah orang-orang yang paling sabar ketika mendapat
musibah, teguh di dalam kesulitan yang di hadapinya, ridho terhadap rasa
sakit yang di rasakanya, karena mereka tahu kalau umur dunia ini
sangatlah pendek di banding dengan kehidupan akhirat nanti yang kekal
abadi, mereka tidak rakus untuk menjadikan dunia ini sebagai surga
sebelum surga yang sebenarnya pada hari akhir nanti. Tujuh belas
Berusaha mencari keridhoan Allah Azza wa jalla Ini adalah perkara yang
besar, yang sebagian orang telah lalai darinya, terkadang masalahnya bisa
di temukan jalan keluar namun di dalamnya ada perkara yang samar
atau yang makruh, atau pada asalnya memang sudah tidak di bolehkan,
seperti halnya, dirinya langsung mengutamakan ridho atasanya pada
perkara yang haram, atau seorang istri lebih mencari ridho suaminya pada
suatu hal yang di haramkan. sedangkan Allah Subhanahu wa ta'ala murka
pada orang yang mencari ridho makhlukNya dari pada ridhoNya. Hal
sebagaimana yang di katakan oleh Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam
dalam sebuah sabdanya: ﻝﺎﻗ ﻝﻮﺳﺭ ﻪﻠﻟﺍ ﻰﻠﺻ ﻪﻴﻠﻋ ﻪﻠﻟﺍ ﻦﻣ":ﻢﻠﺳﻭ ﺲﻤﺘﻟﺍ
ﺎﺿﺭ ﻪﻠﻟﺍ ﺱﺎﻨﻟﺍ ﻂﺨﺴﺑ ﻩﺎﻔﻛ ﺔﻧﻭﺆﻣ ﻪﻠﻟﺍ ﺱﺎﻨﻟﺍ ﺎﺿﺭ ﺲﻤﺘﻟﺍ ﻦﻣﻭ ﻂﺨﺴﺑ ﺱﺎﻨﻟﺍ
ﻪﻠﻟﺍ ﻪﻠﻛﻭ ﻪﻠﻟﺍ "ﺱﺎﻨﻟﺍ ﻰﻟﺇ ﻱﺬﻣﺮﺘﻟﺍ ﻩﺍﻭﺭ] ]. "Barangsiapa yang mencari
ridho Allah dengan kemarahan manusia maka Allah akan mencukupkan
dirinya dari manusia, dan barangsiapa yang mencari ridho manusia
dengan kemurkaan Allah maka Allah akan serahkan urusanya pada
manusia". HR Tirmidzi. Oleh sebab itu hendaknya kita berusaha di dalam
mencari jalan keluar dan gagasan atau ide bukan sesuatu yang di
dalamnya ada yang di haramkan, sama saja apakah itu menzalimi dirinya
sendiri atau yang mengakibatkan kepada keharama Allah Ta'ala atau
juga menzalimi orang lain dengan membuang hak-haknya mereka, maka
tidak pernah di temukan adanya kebahagian di dalam maksiat kepada
Allah Azza wa jalla. Delapan belas Sebisa mungkin hindari dahulu
menggunakan badan hukum, seperti polisi atau pengadilan, selagi
perkaranya bisa di selesaikan secara kekluargaan Yang namanya problem
manusia itu berbeda-beda, dan di dalam menghadapinya, kalau sudah
dengan cara yang bagus, sabar dan tenang, tidak tergesa-gesa, sebetulnya
sudah cukup untuk bisa mencari solusi dan menyelesaikan masalahnya,
oleh karena itu hendaknya tidak berpikiran sebisa mungkin untuk segera
mengangkat masalahnya pada badan hukum resmi, sehingga menjadikan
pikiran tambah kalut, hati menjadi terasa sempit dan menambah
permusuhan. Bahkan terkadang bisa jadi masalah tambah menjadi besar,
kejelekanya tambah meluas, dan menambah panjang masalahnya, maka
hendaknya menggunakan badan hukum sebagai akhir solusi ketika sudah
buntu tidak menemukan cara yang lain, tentunya setelah memasukan
orang ketiga yang bisa sebagai wasilah, dan setelah mengingatkan akan
Allah Azza wa jalla supaya takut kepadaNya. Karena sebagian perkara
terkadang solusinya ada melalui cara syar'i yang di dalamnya menjaga
hak-hak masing-masing orang, khususnya jika salah satu di antara yang
bermusuhan penyebabnya karena sombong, atau bodoh, melanggar haknya,
iri atau dengki. Sembilan belas Bertutur kata yang lembut dan mempunyai
tata krama dalam memberi dan mengambil Sebuah permasalahan bisa
terkalahkan bersama dengan cara yang bagus dalam mengatasinya,
meringankan kejadianya dan meredam agar tidak memuncak, melihat
setiap sisi yang ada dalam masalah tersebut dengan kacamata nyata
bukan khayalan di barengi dengan memunculkan kebaikan-kebaikan yang
ada dan menutup hal-hal yang negative, dalam contoh seperti ini sangat
di perlukan ketika sedang dalam masalah rumah tangga antara suami
dan istri, atau juga dalam masalah hubungan dengan saudara karib
kerabat, teman sejawat atau ketika masalah itu terjadi bersama dengan
tetangga. Karena hubungan bersama dengan orang-orang yang tadi,
hubunganya panjang dan akan terus berlanjut, jadi jangan sampai
hubungan tersebut di di koyak-koyak dengan tingkah laku yang buruk
pada mereka atau di koyak dengan kalimat yang melukai persaannya.
Namun wajib bagi dirinya untuk menjaga hubungan tersebut dengan baik.
Perhatikan baik-baik firman Allah Subhanahu wa ta'ala berikut ini: "Dan
orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan)
orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan". QS
al-'Imran: 134. Dalam ayat di atas di sebutkan supaya perkaranya
berkesinambungan mulai dari tingkatan bawah yaitu menahan amarahnya
kemudian memaafkan kesalahan orang tersebut dan setelah itu naik lagi
dengan berbuat baik kepadanya. Barangsiapa yang melakukan salah satu
dari tiga cabang yang terpuji ini maka dirinya akan mendapati dampak
yang luar biasa besarnya, lalu apa kiranya jika sampai ada orang yang di
beri taufik oleh Allah Ta'ala untuk bisa melakukan semua cabang
tersebut?!. Dua puluh Menambah wawasan bagaimana cara menyelesaikan
sebuah masalah Jika kepala di hadapkan dengan sebuah kapak,
sebagaimana ada sebuah ungkapan sesorang supaya cepat untuk
memperbaik sebelum ketinggalan dan keburu pergi, maka sebaik-baik
bekal yang bisa menambah ilmu dan amal adalah kembali kepada Al-
Qur'an dan Sunah NabiNya Shalallahu 'alaihi wa sallam. Di dalam buku-
buku Islam atau juga dalam kaset-kaset ceramah agama ada begitu
banyak cara yang di sebutkan dalam maslah ini, ia bagaikan sebuah obat
yang manjur dengan izinnya Allah untuk mengatasi berbagai macam
bentuk problematika yang ada, dan sekarang alhamdulilah took kaset dan
buku sangat banyak bertebaran, dengan judul yang berbeda-beda, seperti
misalnya kaset atau buku yang membahas tentang hubungan keluarga
antara suami dan istri, atau bagaimana cara mendidik anak, atau
bagaimana menjalin hubungan dengan kerabat, dan lain sebagainya, yang
banyak sekali untuk di sebutkan satu persatu. Dua puluh Satu Banyak
berdo'a dan merendahkan diri kepada Allah Azza wa jalla Tidak sampai
kita di hampiri yang namanya kesedihan kesusahan melainkan di
sebabkan oleh banyaknya dosa-dosa yang kita lakukan, hal itu persis
sekali sebagaimana yang Allah Azza wa jalla firmankan dalam kitabNya
yang suci, Allah berfirman: ﻪﻠﻟﺍ ﻝﺎﻗ :ﻰﻟﺎﻌﺗ } ﺎًّﻠُﻜَﻓ ۖۦِﻪِﺒۢﻧَﺬِﺑ ﺎَﻧۡﺬَﺧَﺃ ﻢُﻬۡﻨِﻤَﻓ
ۡﻦَّﻣ ﺎَﻨۡﻠَﺳۡﺭَﺃ ِﻪۡﻴَﻠَﻋ ﻢُﻬۡﻨِﻣَﻭ ﺎٗﺒِﺻﺎَﺣ ۡﻦَّﻣ ُﺔَﺤۡﻴَّﺼﻟﭐ ُﻪۡﺗَﺬَﺧَﺃ ۡﻦَّﻣ ﻢُﻬۡﻨِﻣَﻭ ﺎَﻨۡﻔَﺴَﺧ َﺽۡﺭَﺄۡﻟﭐ ِﻪِﺑ
ﻢُﻬۡﻨِﻣَﻭ ۚﺎَﻨۡﻗَﺮۡﻏَﺃ ۡﻦَّﻣ ﺎَﻣَﻭ ُﻪَّﻠﻟﭐ َﻥﺎَﻛ ۡﻢُﻬَﻤِﻠۡﻈَﻴِﻟ ﻦِﻜَٰﻟَﻭ ْﺍٓﻮُﻧﺎَﻛ ۡﻢُﻬَﺴُﻔﻧَﺃ ٤٠ َﻥﻮُﻤِﻠۡﻈَﻳ {
ﺓﺭﻮﺳ] :ِﺕﻮُﺒَﻜﻨَﻌﻟﺍ 40 ] "Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa
disebabkan dosanya, Maka di antara mereka ada yang Kami timpakan
kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa
suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami
benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami
tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka,
akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri". QS
al-'Ankabut: 40. Dalam ayat yang lain Allah Ta'ala berfirman: ﻝﺎﻗ ﻪﻠﻟﺍ
:ﻰﻟﺎﻌﺗ ٓﺎَﻣَﻭ } ﻢُﻜَﺒَٰﺻَﺃ ٖﺔَﺒﻴِﺼُّﻣ ﻦِّﻣ ۡﺖَﺒَﺴَﻛ ﺎَﻤِﺒَﻓ ْﺍﻮُﻔۡﻌَﻳَﻭ ۡﻢُﻜﻳِﺪۡﻳَﺃ ﻦَﻋ ٣٠ ٖﺮﻴِﺜَﻛ {
ﺓﺭﻮﺳ] :ٰﻯَﺭﻮُّﺸﻟﺍ 30 ] "Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka
adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah
memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)". QS asy-
Syuura: 30. Lihatlah Muhammad bin Sirin ini berkata tatkala dirinya di
tagih hutang, maka dirinya sadar dengan mengatakan: "Sesungguhnya
saya tahu kalau kesulitan ini di sebabkan dosa yang saya lakukan empat
puluh tahun yang lampau". Berapa banyak yang telah kita lampaui aturan
Allah Ta'ala tersebut, betapa banyak dosa dan maksiat yang sudah kita
lakukan, namun Allah Subhanahu wa ta'ala masih saja menyayangi kita
dan memaafkan sebagian besar dari kesalahan-kesalahan kita, mana kala
orang itu kondisinya dalam keadaan lemah tatkala di timpa musibah,
maka di bukankan baginya pintu kembali dan taubat kepada Allah Ta'ala,
dan ingatlah bahwa sesungguhnya Allah Azza wa jalla Maha menerima
taubat dari para hambaNya dan mengampuni dari kesalahan-kesalahanya.
Ada sebuah kata-kata mutiara yang patut kita camkan, di katakan:
"Tidaklah bencana itu turun melainkan dengan sebab dosa yang telah di
kerjakan, dan tidak mungkin bencana itu hilang melainkan dengan
taubat kepada Allah Azza wa jalla". Dua puluh dua Jangan menganggap
ringan dalam masalah usil dengan orang lain Setiap muslim mengetahui
kalau menyakiti orang lain lebih khusus lagi kalau menyakitnya dengan
ucapan yang jelek dan tuduhan keji, bahwa itu adalah sesuatu yang
sebenarnya tidak banyak merugikan dirinya, namun yang merugikan
mereka yaitu khususnya jika kamu tahu ucapan yang sangat indah dari
Imam Syafi'i yang mana beliau pernah mengatakan: "Barangsiapa yang
menyangka bahwa dirinya bisa selamat dari celaan orang lain maka dia
adalah orang yang gila, karena ada orang yang mengatakan: "Bahwa Allah
itu adalah tiga tapi jadi satu (aqidah trinitasnya orang Kristen.pent),
ada lagi yang mengatakan kalau Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa
sallam adalah tukang sihir dan orang gila, lantas apa pendapatmu
dengan yang lebih rendah dari Allah Ta'ala dan Nabi Muhammad
Shalallahu 'alaihi wa sallam (tentu lebih tidak selamat lagi dari celaan
orang)". Kedudukan Rububiyah (ke Tuhanan.pent) saja masih tidak
selamat dari ucapan dan tudahan keji, begitu juga kedudukan kenabian
tidak bisa selamat dari kata-kata kotor dan keji, lalu apa jadinya
dengan pembicaraan dan ucapan orang lain terhadapmu, maka itu lebih
mungkin lagi terjadi. Oleh karena itu peganglah do'a ini: ﻝﺎﻗ ﻝﻮﺳﺭ ﻪﻠﻟﺍ
ﻰﻠﺻ ﻪﻠﻟﺍ ﻪﻴﻠﻋ ﻢﻬﻠﻟﺍ" :ﻢﻠﺳﻭ ﺎﻤﺑ ﻢﻬﻨﻴﻔﻛﺍ ﺖﺌﺷ ". "Ya Allah cukupkanlah
hamba (dari kejelakan mereka) dengan yang Engkau kehendaki".
Barangsiapa yang mau menjaga lisannya maka Allah Subhanahu wa ta'ala
akan memuliakan dirinya dengan ganjaran dan pahala terlebih kalau
mau menjaga lisannya pada perkara mengejek orang lain, atau
menggunjing mereka atau membeberkan rahasia mereka pada orang
banyak atau yang lainnya. Dan kabar gembira baginya dengan kebaikan
yang akan di hadiahkan kepadanya sedangkan dirimu sudah lupa tidak
teringat apa-apa lagi, kecuali nanti ketika di bagikan catatan amalan
kamu baru teringat hal tersebut, pada hari yang sangat agung yaitu hari
kiamat. Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam memberi nasehat yang sangt
agung pada kita semua dengan sebuah sabdanya: ﻝﺎﻗ ﻝﻮﺳﺭ ﻪﻠﻟﺍ ﻰﻠﺻ ﻪﻠﻟﺍ
ﻪﻴﻠﻋ ﻚﻴﻠﻋ ﻚﺴﻣﺃ":ﻢﻠﺳﻭ ،ﻚﻧﺎﺴﻟ ،ﻚﺘﻴﺑ ﻚﻌﺴﻴﻟﻭ ﻚﺑﺍﻭ ﻰﻠﻋ "ﻚﺘﺒﻴﻄﺧ ﻩﺍﻭﺭ]
ﻱﺬﻣﺮﺘﻟﺍ ] "Jagalah lisanmu, dan lindungi rumahmu, menangislah kamu
dari kesalahan yang telah kamu perbuat". HR Tirmidzi. Dua puluh tiga
Segera mendatangi sholat berjamaah Di dalam sholat ada ketenangan jiwa
dan ketentraman bagi pikiran, sholat merupakan pintu dari pintu-pintu
yang denganya bisa membantu untuk menghilangkan dan menutup
penatnya dunia. Allah Ta'ala berfirman: "Jadikanlah sabar dan shalat
sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat,
kecuali bagi orang-orang yang khusyu". QS al-Baqarah: 45. Adalah Nabi
Shalallahu 'alaihi wa sallam mengatakan kepada Bilal: "Wahai Bilal
berilah kita waktu jeda (dari kesibukan dunia) dengan sholat". Di dalam
sholat kita bisa mengeluarkan keluh kesah dan gundah kelana yang
sedang kita rasakan kepada Allah Azza wa jalla ketika kita sedang sujud,
menunjukan kepasrahan dan ketundukan di hadapanNya, sungguh di
dalam sholat ada kenikmatan yang besar, di mulai dari berwudhu
kemudian sholat, ketika engkau berdiri untuk sholat maka tidak ada lagi
penghalang tabir antara dirimu dan Allah Azza wa jalla. Sesungguhnya
sholat merupakan nikmat yang agung sebagai penengah antara
problematika dan kesedihan, rasa bahagia dan senang mana kala
bermunajat kepada Rabb alam semesta untuk memotong sulitnya
kehidupan di dunia ini. Dua puluh empat kabar gembira dengan pahala
yang besar Allah Ta'ala telah menjanjikan pahala dan ganjaran yang
besar, akan mengangkat derajatnya dan menghapus kesalahan-
kesalahannya, bagi siapa saja yang sedang di timpa kesedihan,
kesusahan, dan kegalauan. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman tentang
orang-orang yang sedang di rundung musibah: "Sesungguhnya hanya
orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa
batas". QS az-Zumar: 10. Dalam sebuah hadits Nabi Shalallahu 'alaihi wa
sallam pernah bersabda: ﻝﺎﻗ ﻝﻮﺳﺭ ﻪﻠﻟﺍ ﻰﻠﺻ ﻪﻠﻟﺍ ﻪﻴﻠﻋ ﺎﻣ":ﻢﻠﺳﻭ ﺐﻴﺼﻳ
ﻦﻣﺆﻤﻟﺍ ﻦﻣ ﻻﻭ ﺐﺻﻭ ﺐﺼﻧ ﻻﻭ ﻢﻫ ﻻﻭ ﻥﺰﺣ ﻻﻭ ﻻﻭ ﻢﻏ ﻯﺫﺃ ﺔﻛﻮﺸﻟﺍ ﻰﺘﺣ
ﺎﻬﻛﺎﺸﻳ ﻻﺇ ﻪﻠﻟﺍ ﺮﻔﻛ "ﻩﺎﻳﺎﻄﺧ ﻦﻣ ﺎﻬﺑ ﻪﻴﻠﻋ ﻖﻔﺘﻣ] ]. "Tidaklah seorang
mukmin itu di timpa rasa sakit, tidak pula cobaan, kesedihan, kesusahan
dan kegalauan, tidak juga musibah sampai duri yang di injaknya
melainkan Allah akan menghapus dengan sebab itu dari kesalahan-
kesalahanya". Mutafaq'alaihi. Ketika Ummu Ibrahim yang ahli ibadah itu
di tabrak seekor kuda sampai mematahkan salah satu kakinya sehingga
para tetangganya datang untuk menjenguknya, dia mengatakan: "Kalau
lah sekiranya tidak ada cobaan di dunia ini, tentulah kita akan
meninggalkan dunia ini bagaikan orang yang bangkrut". Tatkala tali
sendalnya Khalifah Umar bin Khatab semoga Allah meridhoinya putus
maka beliau mengucapkan kalimat istirjaa' sambil mengatakan: "Setiap
sesuatu yang jelek maka itu merupakan musibah bagimu" Berkata Ibnu Abi
Dunya: "Mereka (para salaf) mengharap ketika terkena demam
semalaman, supaya bisa menghapus dosa-dosanya yang telah lampau".
Imam Nawawi mengatakan di dalam kitabnya syarh Shahih Muslim ketika
menjelaskan sabda Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam: ﻝﺎﻗ ﻝﻮﺳﺭ ﻪﻠﻟﺍ ﻰﻠﺻ
ﻪﻴﻠﻋ ﻪﻠﻟﺍ ﻦﻣ ﺎﻣ":ﻢﻠﺳﻭ ﻢﻠﺴﻣ ﺔﻛﻮﺸﺑ ﻙﺎﺸﻳ ،ﺎﻬﻗﻮﻓ ﺎﻤﻓ ﻻﺇ ﺐﺘﻛ ﺎﻬﺑ ﻪﻟ
ﺔﺟﺭﺩ ﺎﻬﺑ ﻪﻨﻋ ﺖﻴﺤﻣﻭ ﻲﻓﻭ "ﺔﺌﻴﻄﺧ :ﺔﻳﺍﻭﺭ ﻪﻌﻓﺭ ﻻﺇ" ﺎﻬﺑ ﻪﻠﻟﺍ ،ﺔﺟﺭﺩ ﻂﺣ ﻭﺃ
ﻪﻨﻋ ﺔﺌﻴﻄﺧ ". "Tidaklah seorang muslim terkena duri atau yang lebih besar
(dari duri), melainkan di tulis (supaya) di naikan satu derajat baginya
dan di hapus dengan sebab itu kesalahannya". Dalam riwayat yang lain:
"Melainkan Allah Ta'ala akan mengangkat derajatnya dan menghapus
kesalahanya". Beliau, Imam Nawawi mengatakan: "Di dalam hadits-hadits
ini sebagai kabar gembira yang agung bagi kaum muslimin, sesungguhnya
walaupun sedikit saja ada salah seorang muslim yang tertimpa dari
perkara-perkara ini, maka di dalamnya ada penghapus dosa dan
kesalahan, baik itu dengan penyakit, cobaan, musibah dunia dan
kesedihannya, walaupun hanya sedikit yang dia rasakan". Dua puluh lima
Mengetahui bahwa musibah yang di alaminya bukan yang terbesar Bencana
dan musibah itu biasanya jenis dan tingkatanya pasti berbeda-beda dan
setiap jenisnya sesuai dengan kondisi yang ada, namun ada bencana yang
paling besar yaitu bencana yang menimpa di dalam agama seseorang, ia
merupakan bencana yang paling besar yang ada di dunia ini, sedangkan di
akhirat nanti ia akan menjadi bumerang baginya, orang yang terkena
musibah di dalam agamanya seperti halnya kerugian yang tidak ada
kesempatan untuk bisa untung lagi setelahnya, mengharamkan sesuatu
yang seharusnya tidak di inginkan bersamanya. Dan mengherankan sekali
kalau ada seorang wanita yang merasa sedih, susah dan gundah mana
kala di tinggal oleh suaminya untuk menikah lagi, sedangkan beberapa
bulan sebelum kejadian tersebut dia memasukan kerumahnya televisi
lengkap dengan parabolanya, yang isinya pebuh dengan kemungkaran,
namun dirinya tidak merasa sedih dan khawatir seperti halnya tatkala di
tinggal suaminya menikah lagi, sedangkan suami menikah lagi adalah
perkara yang di bolehkan dalam agama, Subhanallah (Maha Suci Allah)
Yang Maha Agung ketika fitrah manusia sudah terbolak-balik. Dua puluh
enam Memperhatikan nikmat-nikmat Allah Azza wa jalla yang lainnya
Termasuk sebab terbesar untuk meringankan musibah yang menimpa, yaitu
seseorang merasakan nikmat-nikmat Allah Azza wa jalla yang telah di
berikan kepadanya, ada nikmat hidup, di mana dirinya masih bisa sholat,
beristighfar dan berpuasa. Ada lagi nikmat kedua kaki yang bisa ia
gunakan untuk berjalan tanpa harus menggunkan kursi roda. Ada lagi
nikmat yang lain yaitu di beri dua tangan, dua mata dan nikmat-nikmat
yang lainnya, di banding dengan orang yang mengalami lumpuh mau pun
buta, begitu seterusnya. Berkata sebagian ulama salaf: "Mengingat
nikmat-nikmat Allah akan melahirkan kecintaan kepada Allah Ta'ala".
Ketika ada seseorang melihat di tangan Muhammad bin Waasi' bisul yang
bernanah maka dirinya kaget terperanjat, lalu Muhammad bin Waasi'
berkata padanya: "Alhamdulillah (saya masih bersyukur) yang mana Allah
Ta'ala tidak menjadikan (penyakit ini) di lidahku, tidak juga di ujung
kedua mataku ini". Ada seorang laki-laki yang datang kepada Yunus bin
Abid mengadu padanya keadaan dirinya yang selalu saja susah mencari
penghidupan, berharap dirinya mendapat bantuan atau saran dari beliau,
Yunus bin Abid mengatakan: "Maukah kedua matamu itu saya ganti
dengan seratus ribu dirham? Dia cepat menjawab: "Tentu tidak, ya
Syaikh? Beliau bertanya lagi: "kalau begitu kedua telingamu? Lidahmu?
Akal pikiranmu? Dia pun tetap tegas menjawab: "Tentu tidak mau".
Lantas beliau menyebut beberapa nikmat Allah Ta'ala lainya yang telah di
berikan padanya, kemudian Yunus bin Abid berkata padanya: "Sekarang
kamu mempunyai puluhan ribu juta dan kamu masih saja mengeluh masih
kekurangan?! Sesungguhnya seseorang jika selalu mengingat nikmat-
nikmat Allah Azza wa jalla yang telah di berikan padanya, mana kala
dirinya sedang di rundung musibah, maka perkaranya akan menjadi
ringan, musibah pun terasa enteng di pikul di atas pundaknya, sehingga
pada akhirnya menjadikan dirinya bersyukur kepada Allah Ta'ala dan
terasa ringan beban musibah yang di alaminya. Dua puluh tujuh Ketika
mengambil keputusan, timbang baik buruknya secara matang Yaitu dengan
cara menggabungkan semua hasil dari sisi negatif dan postifnya, dengan
menjadikan pada setiap solusi ada sisi posotifnya dan sisi negatifnya
lalu di tulis di atas kertas, dengan membuat skema menjadi seratus
persen antara sisi positif dan negatifnya. Kemudian setelah itu
menimbang angka nominal yang di dapat dengan berusaha sebisa mungkin
untuk mengurangi sisi negatifnya karena terkadang dampak yang akan di
dapat adalah untuk masa depannya. Sehingga kita bisa keluar dari
masalah tersebut dengan solusi yang tepat dengan hasil dan dampak
posotif yang sesuai. Dan gambaran untuk lebih mudahnya, di sini saya
buat perumpamaan masalah yang terjadi dalam rumah tangga, ketika
seorang perempuan terjadi masalah antara dirinya dengan suaminya,
maka di sini bisa keluar dari masalah tersebut dengan beberapa solusi
yang ada: Cara pertama: Memilih untuk keluar dari rumahnya menuju
rumah orang tuanya. Sisi positifnya misalkan tujuh puluh sedangkan sisi
negatifnya tiga puluh. Cara kedua: Mengasih tahu mertuanya, misalkan
atau imam masjid tentang kejadiannya melalui suaminya. Dalam solusi
ini misalkan sisi positifnya lima pula, sisi negatifnya juga lima puluh.
Cara ketiga: Memilih untuk bersabar dan berusaha untuk mencari solusi
yang lainya. Misalkan sisi positifnya delapan puluh dan sisi negatifnya
dua puluh. Pada kasus seperti di atas, dengan di buat skema seperti tadi
maka akan menjadi jelas, dan yang paling sedikit membawa madharat
untuk melepas masalah tersebut adalah solusi yang terakhir, karena
dampak negatifnya paling sedikit. Maka dengan itu dia memutuskan
untuk mengambil cara tersebut. Dua puluh delapan Memasukan orang
ketiga untuk di mintai pendapatnya Sebagian kejadian atau masalah
terkadang di butuhkan masuknya orang ketiga yang tepat untuk bisa
mengatasi masalah tersebut, seperti contoh misalnya seorang perempuan
yang mempunyai suami yang tidak mau sholat di masjid bersama jama'ah,
termasuk salah satu solusi yang paling sesuai pada kasus besar yang
semacam ini adalah memasukan orang ketiga yang tidak lain yaitu imam
masjid, untuk bisa menyelesaikan masalah suaminya yang tidak mau
sholat di masjid, yaitu dengan mengundang imam masjid datang
kerumahnya dan bertamu pada suaminya dengan pembicaraan ringan yang
berkaitan dengan masalah sholat. Sedangkan dalam masalah yang lain,
seperti dalam mendidik anak, maka bisa memasukan orang ketiga dari
pihak saudara dekat maupun guru sekolahnya, demikian seterusnya. Dan
perlu di ingat di sini, bahwa ketika sudah memasukan orang ketiga maka
masukan dia pada pokok masalahnya, dengan membicarakan bersama
mereka pada akar masalahnya saja, dengan artian jangan sampai
pembicaraanya melampaui batas sehingga masuk pada perkara lain atau
masuk pada permasalahan yang sudah usang, begitu seterusnya. Namun
membicarakan hal-hal yang positif sehingga bisa sebagai pintu masuk
yang berada ditengah-tengah solusi. Dua puluh Sembilan Berusaha
mencari sebab munculnya masalah Biasanya sebuah masalah itu tidak
datang begitu saja secara tiba-tiba namun pasti ada penyebab yang
muncul sebelumnya sampai terjadi masalahnya. Dari sisi pendidikan
misalkan, tidak mungkin seorang anak remaja baik putra maupun putri
bisa tiba-tiba menyeleweng pada pergaulan yang tidak benar dalam sehari
semalam, namun pasti di sertai adanya tahapan sampai pada tingkah
laku yang seperti itu baik tahapannya itu panjang maupun pendek, di
tambah lagi dengan adanya alat atau penyebab yang menjadikan remaja
itu menjadi menyeleweng, sepert teman yang buruk misalkan, atau
saluran televisi, atau bisa juga telepon atau hp, dan lain sebagainya. Oleh
karena itu termasuk sarana untuk mengatasi sebuah masalah adalah
mengetahui pangkal akar masalahnya, dan mengatasinya dengan cara
yang sempurna bukan sedikit demi sedikit atau bertahap dengan waktu
saja, terkadang mengatasinya itu bisa memanjang sesuai dengan gerak
langkahnya dan sesuai dengan solusi yang di pilihnya serta membekas
atau tidaknya hal tersebut, demikian juga sesuai dengan kepribadian
anak yang menyeleweng tersebut, dan sebab-sebab yang lainya. Tiga puluh
Menjaga lisan Sebagian masalah muncul dan yang menjadi bahan
bakarnya adalah lisan, terkadang menyampaikan ucapan seseorang pada
pihak lain, sedangkan perkaranya pada aslinya mudah namun hal itu
menjadi penyebab munculnya sebuah masalah. Oleh karena itu gambaran
tentang lidah yang harus di jauhi oleh seorang muslim ada pada beberapa
perkara seperti ghibah (menggunjing), mengadu domba, bohong, dusta,
mengolok-olok, mencibir, menghujat, mencela dan melaknat, ini harus di
tinggalkan oleh seorang muslim, lantas bagaimana kalau seandainya hal
itu menjadi penyebab munculnya sebuah masalah, dan dada terasa
bergemuruh (mendengar ucapan yang dikatakannya)? Tidak mengapa
sebetulnya bagimu namun terkadang orang lain terkena penyakit seperti
di atas lalu keluar begitu saja tanpa bersalah dari lidahnya, maka yang
terbaik bagi dirimu jangan terpancing dan jangan di gubris,
bertawakallah kepada Allah Ta'ala dan memohon supaya di selamatkan
dari keburukan lidahnya dan di jauhkan dari kejelekannya. Tiga puluh
Satu Mengatasi sebuah masalah bukan berarti menghukumi dan
menyelesaikan seluruhnya Namun jika terjadi sebuah musibah seperti
perceraian misalnya maka cukup berhenti pada solusi yang di dapat untuk
mengatasi permasalahannya dan berhenti pada batasannya, jangan
sampai malah menyebar kemana-mana dan merusak yang lainya, sehingga
hubungan setelah perceraian menjadi rusak, apa lagi jika terjadi
perceraian namun di situ melibatkan anak-anak yang di tinggalkan,
(maka) dengan sebab hubungan yang jelek tersebut mereka jadi
korbannya. kemudian juga (pada akhirnya) mungkin permasalahan
cerainya sudah dapat teratasi, semuanya kembali seperti sedia kala,
suami kembali lagi bersama istrinya, ibu kembali kerumahnya lagi dan
anak-anak kembali kerumahnya. Maka cukup hanya dengan mengatasi
masalahnya tanpa harus tersebar beritanya kesana-kemari. Jika ada
orang tertimpa musibah tangannya patah misalkan kemudian datang ke
dokter, maka dalam kasus seperti ini (ada) sebab yang bisa di pahami
darinya, karena tanganya mau tidak mau harus diperban dan gips sampai
bisa sembuh sedikit demi sedikit, kemudian diobati begitu seterusnya
sampai sembuh dengan cara yang benar. Tiga puluh dua Jangan sampai
masalah itu mengambil seluruh waktu hidupmu Tidak dipungkiri bahwa
problem yang sedang terjadi itu sangat besar dan sulit untuk di atasi
sebagaimana persangkaan orang, namun hal itu tidak bisa di benarkan
seratus persen sampai menyangka sejauh itu. Jangan sampai sebuah
problem mengambil seluruh waktu yang kamu miliki, jangan sampai
waktu-waktu emasmu dan pikiranmu terkuras habis hanya untuk masalah
yang sedang kamu hadapi, yang pada nantinya justru akan mengantarkan
pada problem yang lain, dan membuat pekerjaan yang lain rusak,
demikian juga menambah risau, gelisah dan gangguan psikologi. Akan
tetapi jadikan masalahnya sesuai dengan ukurannya, dudukan pada
posisinya yang pas, kerjakan pekerjaan yang biasa kamu kerjakan,
bahkan kalau mungkin jadikan tambahan waktu untuk melepas lelah, dan
menjernihkan pikiran, misalnya dengan bertemu bersama kenalan atau
teman dekat sehingga pikiran bisa konsentrasi kembali dan melupakan
problem yang sedang di hadapinya. Tiga puluh tiga Mengetahui
kepribadian orang yang sedang mempunyai masalah bersamamu Sebagian
problem biasanya di jumpai ada pihak lain dari orang kedua, ketiga dan
seterusnya. Seperti dalam rumah tangga antara suami dan istri atau anak
bersama keluarganya. Dan dengan mengetahui kepribadian orang lain
maka menjadikan suatu hal yang sangat menentukan manakala akan
mengambil sebuah keputusan yang cocok, sebagian di antara mereka ada
yang mudah pembawaanya, sebagian lagi ada yang lembut dan bijaksana,
yang lain lagi suka menyesali perbuatanya dan cepat kembali jika di
ingatkan, ada lagi yang jika di ingatkan kepada Allah Ta'ala langsung
takut, demikian seterusnya. Terkadang hal itu menjadi sebab teratasinya
sebuah masalah dengan cara mengetahui kepribadian orang dengan cara
yang benar. Tiga puluh empat Lingkungan yang ada di sekelilingnya Setiap
problem atau masalah mempunyai lingkungan yang ia tumbuh di
dalamnya, maka kita harus paham dengan adanya orang yang bisa di
jadikan sebagai penengah, karena ada orang yang gampang percaya
manakala ada penengah yang di percayainya. Dengan cara mengirim surat
pada penengah tersebut supaya di perhatikan cara berpikirnya, sejauh
mana cara pandangnya, dan apa yang harus di lakukan serta bagaimana
harus berbuat? Demikian, dan sebagian orang ada yang mereka anggap
sebagai tempat untuk mengadu pada setiap urusanya, untuk meminta
pendapat padanya siapa yang harus di mintai pendapatnya? Kepada siapa
harus mengungkapkan? Maka terkadang setelah itu keputusan di ambil
lewat cara orang yang di anggap mempunyai kedudukan sebagai penengah
seperti dari kerabat dekat atau teman atau kenalan atau yang lainnya.
Tiga puluh lima Mengetahui secara luas keadaan orang lain Di sebagian
tempat biasa seseorang berkumpul bersama saudara atau teman dekatnya,
terkadang di dalam pembicaraan mereka ada masalah yang terkadang
mirip sekali dengan masalah yang sedang di hadapinya, maka biarkan
orang-orang yang hadir di situ berbicara dan mengemukan pendapatnya
masing-masing guna memilih dan mencari solusi yang terbaik (bagi
masalah tersebut). Adapun dirimu lebih baik diam dan menyimak
pembicaraan mereka sambil memilih jalan terbaik yang paling sesuai
untuk mengatasi masalahmu. Dalam hal seperti ini maka engkau akan
melihat bagaimana keadaan orang lain, dan bagaimana bahwa di antara
mereka juga ada bahkan banyak yang mengalami masalah dan musibah?
Bahkan barangkali masalah dan musibah yang sedang mereka hadapi lebih
berat dari yang kamu alami. Dan dalam pembicaraan orang lain kita bisa
menghibur hati, bahwa kiranya engkau bukan sendirian yang sedang
mengalami masalah, dan ternyata tidak ada rumah melainkan di hampiri
masalah (baik masalahnya kecil mau pun besar), namun keadaaan orang
tertutupi, dan isi dalam rumah juga tertutupi sedangkan yang
mengetahui keadaan mereka semua hanya Allah Azza wa jalla. Tiga puluh
enam Mendatangi konsultan yang bisa di percaya Pada zaman sekarang ini
banyak sekali bermunculan kantor atau pusat-pusat konsultasi, lebih
khusus lagi yang berkaitan dengan urusan rumah tangga, dan bagaimana
cara menyelesaikan perselisihan dan perbedaan yang ada antara
keduanya. Demikian juga ada kosultan yang menangani bagaimana cara
mendidik anak. Dan yang paling bagus cara mendidik mereka dan di
antara pusat pelayanan kosultasi tersebut adalah yang berada di bawah
yayasan sosial, seperti proyek Syaikh Abdul Aziz untuk membantu remaja
menikah. Di antaranya juga ada berdiri sendiri atau berhubungan dengan
yayasan yang lain. Mungkin dengan mendatangi tempat-tempat seperti
itu ada ide dan gagasan yang bagus dan berguna. Tiga puluh tujuh
Meminta pendapat pada orang lain Jika seseorang terkena masalah dari
permasalahan dunia, maka dirinya membutuhkan cara untuk bisa
menyelesaikan dan lepas dari masalah tersebut dengan meminta bantuan
orang yang mempunyai pemikiran yang bagus dan jernih, untuk membantu
menyelesaikan masalahnya, tentunya setelah meminta pertolongan
terlebih dahulu kepada Allah Azza wa jalla. Namun di sini muncul sebuah
pertanyaan yang sangat penting dalam kasus yang semacam ini, pada
siapa kita seharusnya meminta pendapat? Kepada siapa kita tuangkan
segala unek-unek dan keluh kesah kita? Berkata Umar bin Khattab
semoga Allah meridhoinya: "Jangan membicarakan (masalahmu) pada
orang yang tidak bisa membantumu, kenali musuhmu, hati-hati pada
temanmu kecuali orang yang bisa di percaya, dan tidak ada yang bisa di
percaya melainkan orang yang takut kepada Allah Azza wa jalla, jangan
(coba-coba) berjalan bersama orang fajir karena dia akan mengajari
kamu bagaimana berbuat fajir. Jangan sebarkan rahasia pribadimu dan
jangan mengajak bermusyawarah pada perkaramu melainkan orang-orang
yang takut kepada Allah Azza wa jalla". Siapa yang mau memperhatikan
keadaan para konsultan pada zaman ini maka dia akan terheran-heran,
karena di antara mereka ada yang memang tidak berpengalaman dalam
masalah ini. Ada lagi yang lain yang tidak mempunyai ilmu dan paham
dengan ilmu syar'i, yang bisa menunjuki pekerjaannya, yang lain lagi ada
konsultan di kalangan perempuan, (yang) di dapati ketika ada orang
yang berkonsultasi dengannya maka dia dengan terburu-burunya memberi
keputusan dengan menganjurkan supaya meninggalkan suaminya, sambil
panjang lebar menjelaskan bahwa tidak ada faidahnya tinggal
bersamanya lagi, kemudian sang wanita yang berkonsultasi tersebut
setelah selesai berbicara dengannya, langsung menemui suaminya dan
minta cerai darinya. Dia biarkan wanita malang tersebut merasakan
pahitnya akibat dari anjuran sang konsultan tersebut dengan perceraian
dan perpisahan bersama suaminya. Bahkan di sana ada orang yang
setelah berkonsultasi pada mereka itu pulangnya membawa iri dan dengki
yang membara di dalam hatinya. Adapun usalan yang pertama hendaknya
berkonsultasi kepada orang-orang yang jauh hubungan darinya, sehingga
bisa menjaga rahasia dan permasalahanya, jauh untuk menyebarkan
luaskan. Sedangkan usulan yang lain bahwa orang yang sebaiknya di ajak
untuk berkonsultasi hendaknya mereka para ulama dan orang sholeh,
karena akan terjaga rahasianya dan tidak di sebarkan ke seorang pun,
karena melihat begitu banyaknya orang yang datang kepada para ulama
dan para syaikh, sedangkan yang lain karena mereka adalah orang-orang
yang sholeh dan wara' yang akan menunjukan kepadamu untuk
menyelesaikan masalah dengan ilmu dan cahaya dengan izin Allah Ta'ala.
Dan tidak mengapa kalau sekiranya kamu lebih banyak lagi berhubungan
atau berkonsultasi dengan para penuntut ilmu yang mumpuni, karena
melepas problem bukan seperti meminta fatwa. Karena sudah menjadi
kebiasaan bahwa yang namanya sebuah problem, biasanya harus panjang
lebar menjelaskan duduk permasalahanya, maka saya anjurkan supaya
menghubungi para penuntut ilmu terlebih dahulu sebelum para
masyayaikh besar, dikarenakan sempitnya waktu yang mereka miliki dan
kesibukan yang mereka hadapi dengan urusan memberi fatwa. Bersamaan
dengan itu juga dirinya harus teliti di dalam memilih pendapat secara
adil yaitu dengan membandingkan pendapat yang lain secara imbang
sehingga penyelesaianya bisa lebih positif hasilnya. Tiga puluh delapan
Kerjakan sholat Istikharoh Setelah engkau mendengar dan mempunyai
beberapa solusi yang ingin engkau pilih, yang melekat di dalam hati,
maka setelah berkonsultasi pada orang yang kamu anggap mampu dan
mendengar pendapat dan anjurannya untuk menyelesaikan masalah yang
sedang kamu hadapi, maka lakukanlah sholat istikharoh yang telah di
ajarkan oleh Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam kepada kita sebagaimana
telah shahih dalam sebuah hadits. Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam
bersabda: "Kalau salah seorang di antara kalian hendak melakukan
sesuatu hal, hendaknya ia melaksanakan sholat dua rakaat selain sholat
wajib, kemudian berdoa: [ ﻢﻬﻠﻟﺍ ﻲﻧﺇ ،ﻚﻤﻠﻌﺑ ﻙﺮﻴﺨﺘﺳﺃ ،ﻚﺗﺭﺪﻘﺑ ﻙﺭﺪﻘﺘﺳﺃﻭ
ﻚﻟﺄﺳﺃﻭ ﻚﻠﻀﻓ ﻦﻣ ،ﻢﻴﻈﻌﻟﺍ ﻚﻧﺈﻓ ﺭﺪﻘﺗ ،ﺭﺪﻗﺃ ﻻﻭ ﻻﻭ ﻢﻠﻌﺗﻭ ﺖﻧﺃﻭ ﻢﻠﻋﺃ ﻡﻼﻋ
،ﺏﻮﻴﻐﻟﺍ ﻢﻬﻠﻟﺍ ﻥﺈﻓ ﺖﻨﻛ ﻢﻠﻌﺗ ﺮﻣﻷﺍ ﺍﺬﻫ ﺮﻴﺧ ،ﻪﻤﺳﺎﺑ ﻪﻴﻤﺴﺗﻭ ﻲﻟ ﻲﻨﻳﺩ ﻲﻓ
ﺔﺒﻗﺎﻋﻭ ﻲﺷﺎﻌﻣﻭ ﻱﺮﻣﺃ ﻩﺮﺴﻳﻭ ﻩﺭﺪﻗﺎﻓ ﻲﻟ ﻙﺭﺎﺑ ﻢﺛ ﻲﻟ ؛ﻪﻴﻓ ﻥﺇﻭ ﻢﻬﻠﻟﺍ ﺖﻨﻛ
ﺍًﺮﺷ ﻪﻤﻠﻌﺗ ﻲﻟ ﻲﻨﻳﺩ ﻲﻓ ﺔﺒﻗﺎﻋﻭ ﻲﺷﺎﻌﻣﻭ ،ﻱﺮﻣﺃ ﻪﻓﺮﺻﺍﻭ ﻪﻨﻋ ﻲﻨﻓﺮﺻﺎﻓ
،ﻲﻨﻋ ﺭﺪﻗﺍﻭ ﻲﻟ ﺮﻴﺨﻟﺍ ﺚﻴﺣ ﻢﺛ ،ﻥﺎﻛ ﻲﻨﺿﺭ ﻻﻭ ﻪﺑ ﻻﻭ ﻝﻮﺣ ﺓﻮﻗ ﻪﻠﻟﺎﺑ ﻻﺇ ] "Ya
Allah, aku memohon pilihan kepadaMu dengan ilmuMu, aku memohon
kemampuan kepadaMu dengan kekuasaanMu, dan aku memohon kepadaMu
keutamaanMu yang agung. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui
sementara aku tidak mengetahui. Karena Engkau Maha Mengetahui hal-
hal yang ghaib. Ya Allah, bila Engkau mengetahui bahwa perkara ini
(sebutkan apa yang menjadi persoalannya) lebih baik dalam agamaku,
hidupku dan akhir urusanku, maka takdirkanlah hal itu bagiku dan
mudahkanlah aku untuk mendapatkanya, kemudian berkatilah aku dalam
hal tersebut. Dan apabila Engkau mengetahui bahwa perkara ini tidak baik,
dalam agamaku, hidupku dan akhir urusanku, maka jauhkanlah perkara
tersebut dariku dan hindarkanlah diriku darinya, lalu takdirkanlah yang
baik buat diriku bagaimanapun adanya, kemudian buatlah aku ridha
dengannya, tidak ada daya dan kekuatan melainkan dari Allah". HR
Thabrani dari Ibnu Umar. Tiga puluh Sembilan Semuanya memerlukan
waktu Waktu adalah bagian dari solusi (sebuah masalah) bahkan bisa jadi
waktu adalah solusi yang (akan mengobati masalah), yang berjalan
dengan sendirinya bersama berlalunya hari demi hari, dan malam yang
tiada henti, orang yang di tinggal meninggal sudah lupa akan musibahnya,
perempuan yang di cerai telah menikah kembali anaknya yang kecilpun
sudah mulai tumbuh besar, dan ibunya pun telah melupakan anaknya yang
telah di susui. Dan Allah lah tempat meminta pertolongan. Biarkanlah
hari berlalu, carilah amal sholeh yang bisa mendekatkan dirimu sedekat-
dekatnya kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, hari akan datang silih
berganti mengambil bagiannya. Dan nafas kita ini akan berhenti pada
ketentuanNya, kemudian datanglah penghancur segala kenikmatan
membawa hati yang berduka, dan akal yang telah lelah untuk berpikir,
kemudian setelah itu tinggal pembalasan dan perhitungan di hadapan
Allah Ta'ala. Innaa lillahi wa inaa ilaihi raji'un. Empat puluh
Menyerahkan semua urusannya kepada Allah Ta'ala Seorang manusia
seberapa pun sedih dan merananya di dunia ini, tidak ada yang lain
kecuai sesuatu yang telah di takdirkan baginya oleh Allah Azza wa jalla,
maka jika dia telah berusaha dengan segala kemampuannya, meminta
nasehat kesana kemari pada orang yang dia percayai, sholat istikharoh
juga sudah di kerjakan, namun semua perkaranya berada di tangan Allah
Azza wa jalla, yang mengatur segala urusan makhlukNya sesuai dengan
apa yang di kehendakiNya. Oleh karena itu selalu berbaik sangkalah pada
hukum dan ketentuan Allah Azza wa jalla, terlebih jika dirimu telah
berusaha sekuat tenaga. Memujilah kepada Allah Ta'ala yang telah
memberi takdir pada setiap perkara, dan wajib bagimu merasa bahagia
dan senang karena dirimu bisa kembali untuk berpegang pada tiang yang
kokoh dan pada Rabb yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Lihatlah keadaan Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam ketika dirinya merasa
sedih sekali tatkala di tolak oleh kaumnya setelah usaha dan kemampuan
yang beliau korbankan untuk mendakwahi mereka, maka Allah Azza wa
jalla berfirman kepada beliau, dengan firmanNya: ﻝﺎﻗ ﻪﻠﻟﺍ ﻰﻟﺎﻌﺗ :  ﺎَﻠَﻓ
ۡﺐَﻫۡﺬَﺗ َﻚُﺴۡﻔَﻧ ۡﻢِﻬۡﻴَﻠَﻋ ٍۚﺕَٰﺮَﺴَﺣ  ( ﺓﺭﻮﺳ :ﺮﻃﺎﻓ 8 ) "Maka janganlah dirimu
binasa karena kesedihan (yang kamu rasakan) terhadap mereka". QS
Faathir: 8. Penutup Saudaraku, jika rasa sakit dan kesedihan menerpa
dirimu di sebabkan sebuah musibah, dan segala usaha telah engkau
tempuh, namun kegelapan menutup jalannmu, sadarilah bahwa itu
termasuk kejadian dunia yang telah di takdirkan. Oleh karena itu dirimu
harus tunduk dan merasa ridho dengan apa yang telah di tentukan dan di
takdirkan oleh Allah Azza wa jalla, , karena ridho dengan qadha dan
takdir Allah Azza wa jalla itulah kedudukan yang utama. Allah Ta'ala
berfirman: ﻪﻠﻟﺍ ﻝﺎﻗ ﻰﻟﺎﻌﺗ :  ﻦَّﻟ ﻞُﻗ ٓﺎَﻨَﺒﻴِﺼُﻳ ﺎَّﻟِﺇ ﺎَﻣ َﺐَﺘَﻛ ﺎَﻨَﻟ ُﻪَّﻠﻟﭐ ۚﺎَﻨٰﻯَﻟۡﻮَﻣ َﻮُﻫ
 ( ﺓﺭﻮﺳ : ﺔﺑﻮﺘﻟﺍ 51 ) "Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa kami
melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah pelindung
kami". QS at-Taubah: 51. Kemudian tingkatan yang kedua adalah sabar
dengan musibah yang menimpa, dan tingkatan sabar ini bagi orang yang
tidak mampu untuk ridho dengan qadha Allah Ta'ala, karena rasa ridha
adalah sesuatu yang di anjurkan sedang sabar adalah suatu kewajiban
bagi seorang mukmin kokoh. Ketahuilah bahwasanya ketika dirimu ditimpa
suatu musibah yang tidak engkau senangi, maka pahamilah bahwa yang
telah mentakdirkan (adanya musibah) adalah Allah Dzat yang Maha
Bijaksana lagi Maha Mengetahui, Dzat yang berbuat sesuai dengan yang di
kehendaki dan menghukumi apa yang di inginkan. Begitu juga bahwasanya
Allah Ta'ala telah memberi rahmatNya yang bermacam-macam kepada
hambaNya tanpa pamrih, kemudian setelah itu Allah Ta'ala memberi
rahmat dan taufikNya kepada hambaNya untuk bisa bersyukur,
merahmatinya dan memberinya ujian, kemudian setelah itu memberi
rahmat dan taufikNya untuk bisa bersabar, maka keridhoan kepada Allah
Ta'ala di dahulukan atas segala yang telah kita rencanakan, karena
manusia merencanakan tetapi Allahlah yang menentukan, Allah Ta'ala
juga menyayangi dengan menjadikan adanya musibah tersebut sebagai
penghapus dosa dan kesalahannya serta menambah kebaikan dan
mengangkat derajatnya. Daftar isi 1. Pendahuluan 2. Pembukaan 3.
Mengucapkan kalimat istirjaa' tatkala terkena musibah 4. Tidak terburu-
buru 5. Sabar 6. Berbaik sangka 7. Menutupi problemnya dan tidak
mengatakan pada orang lain 8. Jadikan sesuai dengan porsinya dan tidak
membesar-besarkan masalahnya 9. Mencari solusi dengan cara yang baik
10. Seseorang melihat seberapa jauh problem yang sedang di hadapinya
sampai dia sadar kalau itu bukan yang sesungguhnya 11. Banyak
beristighfar 12. Berdo'a dengan do'a-do'a yang shahih dari Nabi
Shalallahu 'alaihi wa sallam 13. Tawakal kepada Allah Azza wa jalla 14.
Berbuat baik pada orang lain dengan ucapan, perbuatan dan berbagai
macam kebaikan yang lainnya 15. Memperbanyak dzikir kepada Allah Azza
wa jalla 16. Jangan sampai mendatangi yang haram 17. Engkau mengira
kalau itu buruk bagimu padahal itu adalah yang terbaik buatmu 18.
Mengingat kematian, alam kubur, dan hari kiamat 19. Mencari ridho Allah
Azza wa jalla 20. Sebisa mungkin hindari dahulu menggunakan badan
hukum, seperti polisi atau pengadilan, selagi perkaranya bisa di
selesaikan secara kekeluargaan 21. Bertutur kata yang lembut dan
mempunyai tata krama dalam memberi dan mengambil 22. Menambah
wawasan bagiamana cara menyelesaikan sebuah masalah 23. Berdo'a dan
banyak beribadah kepada Allah Azza wa jalla 24. Jangan usil pada orang
lain 25. Segera mendatangi sholat jama'ah 26. Kabar gembira untuk
mendapat pahala yang besar 27. Mengetahui bahwa itu bukan musibah yang
terbesar 28. Memperhatikan nikmat-nikmat Allah Azza wa jalla yang
lainnya 29. Ketika mengambil keputusan, timbang baik buruknya secara
matang 30. Memasukan orang ketiga untuk di mintai pendapatnya 31.
Berusaha mencari sebab munculnya masalah 32. Menjaga lisan 33.
Mengatasi sebuah masalah bukan berarti menghukumi dan menghabisi
seluruhnya 34. Jangan sampai masalah itu mengambil seluruh waktu
hidupmu 35. Mengetahui kepribadian orang yang sedang mempunyai
masalah bersamamu 36. Lingkungan yang ada di sekelilingnya 37.
Mendatangi konsultan yang bisa di percaya 38. Meminta pendapat pada
orang lain 39. Kerjakan sholat Istikharoh 40. Semuanya memerlukan
waktu 41. Menyerahkan semua urusannya kepada Allah Ta'ala 42. Penutup

Tidak ada komentar: